Sukses

Evakuasi Korban Longsor di Banjarnegara Dihentikan Sementara

Evakuasi korban sengaja dihentikan untuk sementara karena hujan yang turun sangat deras. Korban selamat yang tinggal di tempat pengungsian belum mendapat bantuan yang memadai.

Liputan6.com, Banjarnegara: Korban tewas bencana longsor di Dusun Gunung Raja, Desa Sijeruk, Banjarmangu, Banjarnegara, Jawa Tengah, terus bertambah. Evakuasi korban hari kedua, Kamis (5/2), lebih lancar setelah enam eskavator dikerahkan ke lokasi longsor. Sejak tadi pagi, alat berat ini menggali rumah penduduk yang tertimbun lumpur setinggi enam meter. Kendati demikian, medan yang sulit menyebabkan hanya satu dari empat kawasan rukun tetangga yang berhasil dibersihkan dari timbunan lumpur.

Dari RT 04 yang dibersihkan hari ini, ditemukan 26 jenazah. Jika dijumlahkan dengan korban tewas yang ditemukan sebelumnya, sudah ada 33 jenazah yang telah dievakuasi. Semua jenazah yang telah teridentifikasi langsung dimandikan, beberapa di antaranya dimakamkan secara massal [baca: Korban Tewas Longsor Banjarnegara Bertambah].

Reporter SCTV Mochammad Achir yang berada di lokasi longsor melaporkan, sejak petang, upaya pencarian dihentikan sementara. Hujan deras yang mengguyur Desa Sijeruk mengganggu evakuasi. Pencarian baru akan dilanjutkan esok hari untuk menggali timbunan lumpur di tiga RT lain.

Sementara itu, hujan deras yang turun sejak petang ternyata tidak menyurutkan langkah warga untuk melihat langsung lokasi bencana. Bahkan, banyak di antara mereka yang datang jauh-jauh dari luar Desa Sijeruk, sekadar melihat proses evakuasi dan identifikasi korban.

Selain evakuasi, proses identifikasi cukup menyibukkan regu penolong yang bekerja sejak kemarin. Setiap menemukan jenazah, tim identifikasi langsung mengenali ciri-ciri untuk mencocokkan dengan keterangan keluarga korban. Pengenalan bisa dilakukan misalnya melalui pakaian yang dikenakan atau perhiasan yang masih melekat di tubuh korban.

Setelah ada anggota keluarga atau tetangga yang mengetahui persis identitas korban, barulah jenazah dibawa ke masjid untuk dimandikan serta disalatkan dan selanjutnya dimakamkan. Proses ini penting dilakukan agar jumlah serta identitas korban terdata dengan baik.

Sementara itu, ratusan warga yang selamat saat ini ditampung di sebuah gedung sekolah dasar yang tak jauh dari lokasi longsor. Hingga saat ini, belum banyak bantuan yang mereka terima. Bahkan, dengan pakaian yang hanya melekat di badan, para pengungsi tak kunjung mendapat pasokan obat-obatan serta makanan yang memadai.

Kalau pun ada bantuan, biasanya datang dari warga desa tetangga, seperti nasi bungkus atau pakaian bekas yang langsung menjadi rebutan pengungsi karena jumlahnya terbatas. Saat ini, petugas tengah mendata pengungsi dan sebuah dapur umum juga telah didirikan, meski dengan bahan makanan yang minim.

Pemerintah pusat sudah mengalokasikan dana sebesar Rp 500 juta dan tengah merencanakan pembangunan kembali rumah-rumah warga yang hancur. Menurut Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, dana itu dapat digunakan untuk operasional sesuai arahan bupati. "Kalau untuk keperluan relokasi dananya lain lagi," Bachtiar menjelaskan.

Sedangkan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie mengatakan, pemerintah pusat siap turun tangan jika sumber dana dari pemerintah kabupaten atau provinsi tidak mencukupi. "Departemen Sosial sendiri sudah menyiapkan dana untuk keperluan itu," ujar dia.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)

    Video Terkini