Sukses

Kondisi Bayi yang Diduga Flu Burung Membaik

Kadar darah putih atau leukosit pasien dengan indikasi flu burung Rifadh Kadafi, yang berumur tiga pekan, hingga kini terus naik. Kini, Rifadh sudah tidak perlu memakai alat bantu pernapasan lagi.

Liputan6.com, Jakarta: Kondisi Rifadh Kadafi, bayi tiga pekan yang diduga menderita flu burung, berangsur pulih. Setelah dirawat sehari di Ruang ICU Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Kamis (19/1), kadar darah putih atau leukositnya naik. Bahkan, kini Rifadh sudah tak perlu menggunakan alat bantu pernapasan lagi. Sebelumnya kadar leukosit Rifadh amat rendah disertai demam tinggi dan sesak napas mirip dengan gejala flu burung [baca: Seorang Bayi Diduga Terjangkit Flu Burung].

Orang tua Rifadh yakin anak mereka tak menderita flu burung. Pasalnya, tak ada unggas mati di dekat rumah. Apalagi, mereka juga selalu menjaga kebersihan. Kendati begitu, kepastian bahwa Rifadh menderita flu burung masih menunggu hasil tes laboratorium.

Menurut dokter RSPI, Ilham Patu, bila bayi baru lahir seperti Rifadh menderita flu burung, kemungkinan terbesar si bayi tertular dari ibunya. Karena itu, pihak rumah sakit tengah memantau ibu Rifadh. Jika salah satu anggota keluarga Rifadh ada yang demam tinggi, mereka bisa dikatakan orang yang diduga terjangkit flu burung.

Sementara almarhum Endrawan, salah satu penderita flu burung dari keluarga Kadis asal Indramayu, Jawa Barat, dipastikan terjangkit virus H5N1. Kakaknya, Nurohmah juga meninggal karena flu burung. Sedangkan Kadis dan Iin--ayah dan saudara Endrawan--masih dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jabar. Kasus keluarga Kadis ini adalah cluster atau penderita flu burung sekeluarga terbesar di Indonesia. Bahkan, salah satu kerabat mereka yang baru berusia 11 tahun dirujuk ke RS Hasan Sadikin hari ini karena menderita gejala mirip flu burung [baca: Depkes: Keluarga Kadis Cluster Kelima Flu Burung].(ORS/Tim Liputan 6 SCTV)