Liputan6.com, Jakarta: PT Aria West International mencak-mencak. Sebagai mitra kerjasama operasi, perusahaan itu menilai PT Telkom mengulur waktu penyelesaian perselisihan yang terjadi di antara mereka. Tak hanya itu, Aria West juga mengancam bakal membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Internasional, bila Telkom tak segera bertindak. Hal itu ditegaskan pengacara Air West Andrew I. Sriro di Jakarta, baru-baru ini.
Menurut Sriro, Aria West memang menuding Telkom memperlambat permintaan pemerintah untuk berunding. Sebab, sejauh ini Aria West belum menerima undangan dari Telkom untuk membicarakan kasus pertikaian. Aria West juga menilai Telkom telah melanggar kesepakatan kerja sama operasi (KSO).
Kasus tadi semakin pelik lantaran niat Telkom membeli kembali bisnis KSO, sesuai perintah Dana Moneter Internasional (IMF). Bagi Telkom, harga kesepakatan yang dipatok Aria West sebesar US$ 1,3 miliar terlalu tinggi. Sebab harga yang wajar atas pembangunan infrastruktur yang dilakukan Aria West di Jawa Barat kurang dari US$ 300 juta. Kendati demikian, Sriro menambahkan, Telkom mesti mengambil tindakan yang cepat untuk menyelesaikan sengketa ini.
Aria West adalah satu di antara sejumlah mitra Telkom dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Jabar. Sejauh ini mitra KSO lain termasuk Singtel Singapura dan Telstra Australia, tak pernah bermasalah seperti Aria West.
Sebelumnya, pemerintah telah membentuk tim untuk menyelesaikan kasus perseteruan antara PT Aria West International dan PT Telkom. Anggota tim berasal dari Departemen Keuangan plus Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi. Tim ini bertugas sebagai fasilitator antara dua pihak yang berseteru [baca: Pemerintah Membentuk Tim Penengah].(ORS/Fahmi Ihsan dan Bambang Triono)
Menurut Sriro, Aria West memang menuding Telkom memperlambat permintaan pemerintah untuk berunding. Sebab, sejauh ini Aria West belum menerima undangan dari Telkom untuk membicarakan kasus pertikaian. Aria West juga menilai Telkom telah melanggar kesepakatan kerja sama operasi (KSO).
Kasus tadi semakin pelik lantaran niat Telkom membeli kembali bisnis KSO, sesuai perintah Dana Moneter Internasional (IMF). Bagi Telkom, harga kesepakatan yang dipatok Aria West sebesar US$ 1,3 miliar terlalu tinggi. Sebab harga yang wajar atas pembangunan infrastruktur yang dilakukan Aria West di Jawa Barat kurang dari US$ 300 juta. Kendati demikian, Sriro menambahkan, Telkom mesti mengambil tindakan yang cepat untuk menyelesaikan sengketa ini.
Aria West adalah satu di antara sejumlah mitra Telkom dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Jabar. Sejauh ini mitra KSO lain termasuk Singtel Singapura dan Telstra Australia, tak pernah bermasalah seperti Aria West.
Sebelumnya, pemerintah telah membentuk tim untuk menyelesaikan kasus perseteruan antara PT Aria West International dan PT Telkom. Anggota tim berasal dari Departemen Keuangan plus Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi. Tim ini bertugas sebagai fasilitator antara dua pihak yang berseteru [baca: Pemerintah Membentuk Tim Penengah].(ORS/Fahmi Ihsan dan Bambang Triono)