Menurut beberapa orang TKI, mereka sebenarnya sudah mengurus paspor sejak sehari sebelumnya, namun tidak selesai. Kuat dugaan, keterlambatan itu lantaran petugas yang melayani belum sepenuhnya menguasai peralatan sistem biometrik. "Padahal, sebelum ada sistem ini, pengurusan paspor berjalan lancar, paling lama dua hari," jelas Indra, seorang pengurus Pengerah Jasa TKI.
Sementara itu, menurut Kepala Imigrasi Tangerang, Bambang, sebenarnya ada sembilan operator yang telah menguasai peralatan biometrik, setelah mendapat pelatihan khusus selama satu hari. Sedangkan terjadinya penumpukan calon TKI dinilai wajar, karena pengurusan paspor tidak harus selesai dalam satu hari. "Bisa saja paspor itu baru selesai dalam waktu empat atau lima hari," ujar Bambang berkilah.
Kendati demikian, sebelum sistem biometrik diterapkan, kantor ini mampu menerbitkan 1.500 hingga 2.000 paspor per hari. Sementara saat kemarin sistem ini pertama kali diterapkan, tak satu paspor pun bisa diselesaikan. Pembuatan paspor dengan sistem biometrik memang lebih rumit, karena membutuhkan keakurasian data dari si pemohon. Di antaranya untuk menentukan sidik jari serta posisi retina mata. Hal ini dinilai penting agar peluang seseorang memiliki paspor lebih dari satu bisa dihilangkan.(ADO/Abdul Rosyid)
Advertisement