Sukses

Pemusnahan Unggas di Jakarta Mulai Jumat

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memusnahkan unggas secara massal di seluruh Jakarta pada pekan depan. Penyebaran flu burung di Jakarta sangat mengkhawatirkan karena dari seribu unggas yang ada, 140 terinfeksi.

Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memusnahkan unggas secara massal mulai Jumat pekan depan. Berdasarkan informasi yang dihimpun tim survei, unggas yang terinfeksi virus flu burung bisa ditemukan hampir di seluruh wilayah Jakarta terutama di Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat. "Dari seribu unggas ada 140 yang kena," kata Kepala Sub Dinas Kesehatan Hewan DKI Jakarta Adnan Ahmad di Jakarta, Sabtu (18/2).

Sejauh ini, belum ada peraturan daerah khusus untuk tata laksana pemusnahan massal. Namun pemerintah DKI Jakarta sudah menyusun prosedur pemusnahan unggas yang rencananya dilakukan di seluruh DKI Jakarta. Tim lintas sektoral pun telah dibentuk. Mereka terdiri dari petugas Suku Dinas Peternakan DKI Jakarta, Balai Penelitian Veteriner Bogor, dan wakil dari Institut Pertanian Bogor. Peran serta masyarakat juga tetap diperlukan.

Untuk tahap awal, petugas akan mendatangi peternakan dan rumah-rumah warga untuk mendata kepemilikan unggas dan melakukan tes sampel darah unggas. Jika ada yang positif, akan langsung dimusnahkan dengan cara dibakar. Pemusnahan unggas dalam radius 1 kilometer akan dilakukan apabila unggas yang positif tersebut berada di pemukiman penduduk. Dengan langkah ini diharapkan dalam jangka 3-5 tahun ke depan, Jakarta bebas dari flu burung [baca: Edy Setiarto: Belum Terlambat untuk Memusnahkan Unggas].

Untuk program ini, dana Rp 600 miliar sudah disiapkan. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie menyatakan, pemerintah akan memberikan ganti rugi sebesar Rp 10 ribu per unggas. Pemusnahan massal ini tak bisa dilakukan di 27 provinsi karena keterbatasan dana. Padahal lima di antara 27 provinsi yang ada, sangat rawan penularan flu burung berupa dari hewan ke manusia. "Tentu kita akan berusaha sekuat tenaga. Tapi flu burung adalah masalah internasional," tutur Aburizal.

Kendati demikian, pemerintah sudah membentuk komite nasional yang akan memberikan koordinasi penanganan di setiap daerah, baik untuk sektor kesehatan maupun pertanian. Program ini kini tengah ditangani Universitas Indonesia untuk meningkatkan biosecurity level dua ke level tiga.

Aburizal menambahkan, pemerintah hingga kini masih memiliki persediaan tamiflu untuk mengatasi penyakit flu burung. Persediaan obat ini menurut Aburizal, sekitar 1,6 juta tablet dan cukup untuk mengobati 320 ribu orang. Asumsinya, setiap orang yang terjangkit flu burung harus mengkonsumsi sebutir sehari selama lima hari.(YAN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini