BI telah meminta dua bank itu untuk menyusun rencana aksi dan program dalam menangani kredit bermasalah. Sebab, kontribusi Bank Mandiri maupun BNI secara luas mempengaruhi total kredit bermasalah perbankan secara nasional.
Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardoyo menyatakan, kredit macet di banknya menumpuk karena harus menyesuaikan peraturan BI. Selain itu, dunia usaha masih kurang kondusif.
Selama semester pertama 2005, kredit bermasalah Bank Mandiri mencapai 24,6 persen dan BNI sekitar 12,98 persen. Menurut BI, total kredit bermasalah didominasi sektor industri dengan prosentase mencapai 50,4 persen. Sedangan sektor konstruksi dan infrastruktur mencapai 8,9 persen.(TNA/Linda Putri Mada dan Yuyung Setiawan)
Advertisement