Kerajinan perak yang ditampilkan adalah koleksi Tropenmuseum di Belanda dan milik pribadi sejumlah warga negeri kincir angin yang berusia lebih dari 70 tahun. Salah seorang kolektor perak asal Belanda yang cukup dikenal adalah A.M. van Gesseler Verschuir, istri salah seorang gubernur Hindia Belanda. Dia dan sejumlah warga Belanda pada masa itu mendorong para perajin lokal untuk mengembangkan kreasi kerajinan perak yang laku di Belanda. "Pada tahun 30-an, para penggemar seni kerajinan perak mulai mendorong para perajin mengaplikasikan motif bercorak Eropa," kata Maarten C.D. Mulder, Direktur Budaya dan Pendidikan Erasmus Huis.
Hasil kerajinan yang dipamerkan bervariasi mulai dari peralatan makan hingga aksesori seperti tas dan kotak perhiasan yang dipadukan dengan kulit penyu. Harga barang yang dipamerkan beragam. Mulai dari Rp 2 juta untuk sebuah kotak perak hingga Rp 200-an juta untuk satu set perangkat minum teh.(TNA/Asti Megasari dan Bachruddin)