Sukses

FMR, Penguji Kandungan Formalin yang Sederhana

Sebuah kit tester yang ditemukan Chanif Mahdi dinamakan FMR. Formalin main reagen itu mengandung enam senyawa kimia yang dapat mengungkap ada tidaknya kandungan formalin dalam makanan.

Liputan6.com, Malang: Tak sedikit warga di Malang, Jawa Timur, yang khawatir dengan penggunaan beberapa makanan berformalin. Kecemasan warga itu justru menginspirasikan Chanif Mahdi, dosen teknik kimia di Universitas Brawijaya, meneliti kandungan formalin.

Hasilnya, pada awal Februari silam, Chanif menemukan sebuah kit tester formalin yang diberi nama formalin main reagen (FMR). Berdasarkan informasi yang dihimpun www.liputan6.com, FMR mengandung enam senyawa kimia. Salah satu di antaranya adalah senyawa fuchsin yang berfungsi mengetahui persentase kadar formalin.

Larutan kimia ini bisa dengan cepat mendeteksi kadar zat pengawet mayat itu dalam makanan melalui perubahan warna. Untuk mengetahuinya, kata Chanif, yakni dengan mengocok makanan yang sudah dipotong kecil-kecil dan dicampur FMR selama tiga menit. "Kalo warnanya berubah merah atau ungu, itu berarti mengandung formalin," jelas pria kelahiran Tuban, Jatim.

Penemuan Chanif itu lalu diuji coba pada makanan bakso yang dijual di sekitar kampus. Hasilnya, tak ada kandungan formalin di dalamnya. Pengujian acak ini juga dilakukan terhadap teri, cumi kering, dan udang. Ketika dites pada teri dan cumi kering, terjadi perubahan warna dari kuning menjadi ungu. Sedangkan pada udang, tidak terjadi perubahan warna.

Menurut Chanif, pengujian dengan FMR relatif rendah persentase kesalahannya. "Tester kita memiliki tingkat injeksi 0,01 persen," ujar Chanif. Kendati hasilnya cukup memuaskan, sejauh ini penemuan Chanif masih belum diakui secara resmi. Tapi, paling tidak dengan perangkat uji formalin ini, baik konsumen maupun pedagang mengetahui makanan yang dijual atau dikonsumsi mengandung formalin atau tidak.

Dengan demikian, bisa jadi kekhawatiran yang dirasakan Misni, ibu rumah tangga, bisa berkurang. Sebab, sejak kasus formalin merebak, ia takut mengonsumsi sejumlah makanan yang diduga mengandung zat yang bisa mengakibatkan kanker tersebut. Sayangnya, ia tidak mengetahui jenis makanan apa saja yang mengandung formalin [baca: "Bom Waktu" di Tubuh Kita].

Imbasnya juga mengena pada para pedagang tahu. Saat itu pun penjualan tahu menurun drastis karena ketakutan konsumen mengonsumsi tahu yang mengandung formalin. Untuk kembali meyakinkan konsumen, para penjual tahu buru-buru menempelkan tulisan dagangannya bebas formalin.(AIS/Cindy Agustina dan Nur Ramadhan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini