Sukses

Renovasi KBRI di Brunei Darussalam Diminta Transparan

Presiden Yudhoyono ingin agar keterbukaan itu memperkecil kecurigaan adanya praktik KKN dalam prosesnya. SBY berharap, dalam proses renovasi, seluruh rencana yang dirancang dapat berjalan sesuai aturan.

Liputan6.com, Bandar Seri Begawan: Rencana perluasan Kedutaan Besar RI di Brunei Darussalam banyak disorot masyarakat terkait munculnya peluang praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Karena itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar prosesnya berlangsung transparan. Hal itu disampaikan dalam tatap muka antara SBY--sapaan akrab Presiden Yudhoyono--dan masyarakat Indonesia di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Selasa (28/2).

Menurut SBY, adanya keterbukaan memperkecil kecurigaan adanya tindakan KKN dalam proses renovasi Gedung KBRI Brunei. Diharapkan pula, dalam proses renovasi, seluruh rencana yang dirancang dapat berjalan sesuai aturan. Reporter SCTV Sella Wangkar melaporkan, sejauh ini tidak ada penjelasan pasti pernyataan presiden terkait tidaknya dengan kontroversi soal renovasi Gedung KBRI di Seoul, Korea Selatan.(AIS/Tim Liputan 6 SCTV)

    Video Terkini