Sukses

Demonstrasi di Kantor Freeport Bubar dengan Tertib

Menjelang petang, aksi menuntut penutupan Kantor PT Freeport Indonesia di depan Gedung Plaza 89, Kuningan, Jaksel, berakhir dengan tertib. Meski demikian, dalam aksi hari ini, mereka sempat membakar logo Freeport.

Liputan6.com, Jakarta: Unjuk rasa puluhan massa dari Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat di Kantor PT Freeport Indonesia di Gedung Plaza 89, Kuningan, Jakarta Selatan, pada hari ini atau Selasa (1/3), berjalan dengan tertib. Menjelang petang, mereka akhirnya membubarkan diri dengan pulang secara beriringan sambil menyampaikan pesan akan kembali lagi besok.

Aksi menuntut penutupan Freeport kali ini berbeda dengan dua hari sebelumnya yang sempat terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi. Meski demikian, dalam aksinya, mereka sempat memasang spanduk di pagar halaman Kantor Freeport sebagai simbol penyegelan perusahaan penambangan emas milik Amerika Serikat itu [baca: Demonstrasi di Kantor Freeport Jakarta Rusuh].

Selain itu, mereka juga sempat melakukan aksi membakar logo PT Freeport di lokasi unjuk rasa. Aksi itu menjadi klimaks demonstrasi mereka pada hari ini. Namun demikian, aksi kali ini tetap dijaga ketat oleh ratusan polisi dari Kepolisian Daerah Metro Jaya. Aksi itu sempat memacetkan arus lalu lintas di Jalan H.R. Rasuna Said, Jaksel.

Adapun puluhan warga dan mahasiswa yang mengelar unjuk rasa di Timika, Papua, masih memblokade jalan masuk ke kawasan penambangan emas Freeport di Chek Point Satu. Aksi ini bahkan mendapat dukungan dari beberapa anggota DPR Papua dan Majelis Rakyat Papua. Dan, mereka telah sepakat untuk menggelar sidang istimewa pada 22 Maret mendatang untuk membahas tuntutan warga yang menginginkan agar perusahaan itu angkat kaki dari Papua.

Selain blokade jalan, mereka juga menggelar orasi dan membakar rompi karyawan Freeport sebagai lambang penolakan atas keberadaan perusahaan itu. Konflik antara warga Papua dan Freeport ini memang kian meluas. Sebelumnya, protes hanya dilakukan para pendulang emas tradisional yang memprotes penertiban dan menuntut kenaikan dana pengembangan sosial.

Sementara Ketua DPR Agung Laksono yang kebetulan berada di Timika, menyatakan tidak setuju dengan penutupan Freeport. Agung berpendapat, Freeport adalah investasi atau aset nasional. Lantaran itulah, dia menyarankan agar penyelesaian konflik yang muncul sebaiknya berlangsung secara musyawarah.

Unjuk rasa serupa berlangsung di sejumlah daerah. Di Makassar, Sulawesi Selatan, puluhan mahasiswa yang menggelar aksinya di Jalan Jenderal Sudirman nyaris bentrok dengan pengelola Monumen Pembebasan Irian Barat. Sebab, unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai itu memanas setelah mahasiswa merusak papan nama monumen tersebut.

Di Manado, Sulawesi Utara, protes menuntut penutupan PT Freeport juga dilakukan puluhan mahasiswa. Begitu juga dengan demonstrasi sejumlah mahasiswa di Semarang, Jawa Tengah. Dalam aksinya, mereka membentangkan spanduk bertuliskan "Freeport Harus Ditutup". Sebab, menurut mereka keberadaan Freeport adalah sebagai pencuri kekayaan rakyat Papua dan telah merusak lingkungan.(ZIZ/Tim Liputan 6 SCTV)

    Video Terkini