Sukses

Sejumlah Tokoh Papua Menolak Freeport Ditutup

Tokoh Papua meminta pemerintah dan Freeport meninjau kembali kontrak karya untuk lebih melibatkan warga di sekitar tambang. Majelis Rakyat Papua akan menurunkan tim investigasi sebelum sidang istimewa digelar.

Liputan6.com, Jayapura: Sejumlah tokoh masyarakat dan adat Papua menyatakan dukungannya agar PT Freeport Indonesia tetap beroperasi. Namun mereka meminta pihak pemerintah dan perusahaan meninjau kembali kontrak karya untuk lebih melibatkan warga lokal di sekitar tambang. Pernyataan ini mengemuka saat silaturahmi di Markas Komando Daerah Militer Trikora, Jumat (3/3) siang.

"Freeport bukan suatu aset untuk kami sendiri tapi juga menyangkut republik Indonesia," kata Lut Pipuhu Ondape, kepala suku besar Pipuhu. Sikap Lut dan sejumlah tokoh adat lainnya ini untuk menanggapi tuntutan warga setelah penertiban penambang tradisional yang mengakibatkan tiga warga terluka. Warga menginginkan agar PT Freeport segera angkat kaki dari Papua.

Sementara itu Majelis Rakyat Papua akan menurunkan tim investigasi ke Timika sebelum mengambil sikap dalam sidang istimewa yang akan membahas perlu tidaknya perusahaan tambas emas milik Amerika Serikat ini ditutup. Rencananya DPR Papua dan MRP menggelar sidang istimewa pada 22 Maret mendatang [baca: Pintu Masuk Freeport Masih Diblokade].(JUM/Ruba`i Kadir)

    Video Terkini