Dalam sejarahnya, musik pompang pertama kali dipopulerkan para penggembala kerbau di Mamasa. Lambat laun musik bambu ini digemari masyarakat luas hingga menjadi hiburan alternatif pada upacara adat rambu tuka atau acara-acara hiburan dan pesta syukuran.
Bahkan, bagi warga yang tinggal di pelosok desa, musik ini menjadi hiburan utama pada berbagai kegiatan. Tak heran banyak kelompok musik yang menggunakan alat musik ini tumbuh di masyarakat. Tidak hanya diminati kalangan orang tua, sebagian kaum muda Mamasa mengaku menyukai musik tradisional ini.(ADO/Edy Junaedi)