Liputan6.com, Jakarta: Penyelenggarakan Sidang Paripurna DPR, Senin pekan depan, cukup merepotkan guru dan orang tua murid. Betapa tidak, gambaran kekacauan sepertinya melekat dalam hajatan kenegaraan itu. Itu sebabnya, banyak sekolah di Jakarta memilih menghentikan proses belajar mengajar dengan alasan keamanan. Namun demikian, banyak siswa yang menentang keputusan tersebut. Sebab, dianggap mengurangi jatah belajar mereka. Demikian pemantauan SCTV di sejumlah sekolah di Jakarta, baru-baru ini.
Kendati demikian, hampir sebagian besar sekolah di Ibu Kota memilih melanjutkan proses belajar mengajar. Sebab, saat ini, mereka sedang menggelar ujian Evaluasi Tahap Akhir. Selain itu, banyak siswa menentang keputusan sekolah untuk meliburkan mereka. Alasannya, waktu belajar mereka menjadi berkurang. Hal tersebut dibenarkan Wakil Kepala Sekolah Sekolah Menengah Umum Negeri 3 Setia Budi, Jakarta Selatan. Menurut dia, hingga kini, mereka belum berencana meliburkan anak didiknya. Namun, lanjut dia, bila situasi memburuk, mereka berencana memulangkan siswanya.
Memang, belum ada alasan yang cukup untuk meliburkan sekolah, walaupun beberapa sekolah, terutama di sekitar lokasi acara, seperti Senayan maupun Monas, dapat meliburkan siswanya [baca: Politik Memanas, Sekolah Tak Libur]. Hal itu diperkuat dengan instruksi Departemen Pendidikan Nasional: melarang sekolah menghentikan proses belajar mangajar. Tapi, kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Indra Jati Sidik, instruksi ini tak berlaku bila situasi tak memungkinkan alias darurat.(AWD/Tim Liputan 6 SCTV)
Kendati demikian, hampir sebagian besar sekolah di Ibu Kota memilih melanjutkan proses belajar mengajar. Sebab, saat ini, mereka sedang menggelar ujian Evaluasi Tahap Akhir. Selain itu, banyak siswa menentang keputusan sekolah untuk meliburkan mereka. Alasannya, waktu belajar mereka menjadi berkurang. Hal tersebut dibenarkan Wakil Kepala Sekolah Sekolah Menengah Umum Negeri 3 Setia Budi, Jakarta Selatan. Menurut dia, hingga kini, mereka belum berencana meliburkan anak didiknya. Namun, lanjut dia, bila situasi memburuk, mereka berencana memulangkan siswanya.
Memang, belum ada alasan yang cukup untuk meliburkan sekolah, walaupun beberapa sekolah, terutama di sekitar lokasi acara, seperti Senayan maupun Monas, dapat meliburkan siswanya [baca: Politik Memanas, Sekolah Tak Libur]. Hal itu diperkuat dengan instruksi Departemen Pendidikan Nasional: melarang sekolah menghentikan proses belajar mangajar. Tapi, kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Indra Jati Sidik, instruksi ini tak berlaku bila situasi tak memungkinkan alias darurat.(AWD/Tim Liputan 6 SCTV)