Di rumah tersebut, polisi menyita sejumlah senjata api, puluhan amunisi, dan bahan peledak. Polisi juga memastikan di lokasi itu tak ada Noordin. Sementara seorang tersangka lainnya yang bernama Solahuddin alias Jawa menyerahkan diri di Temanggung, Jateng. Ia adalah tersangka pengebom di Atrium, Senen, Jakarta Pusat, Maret 2002. Sedangkan Mustafirin, kurir Noordin, melarikan diri.
Kepala Polri Jenderal Sutanto saat di Semarang, Jateng, membenarkan dua orang yang meninggal adalah Abdul Hadi dan Jabir. Kapolri juga memastikan Noordin tak ada di rumah tersebut. "Belum ada di lokasi, masih dalam penyelidikan," imbuh Sutanto.
Awal Januari 2006, Noordin ditengarai memiliki kelompok baru bernama Tandzim Quedatul Jihad. Nama itu dilontarkan sendiri oleh Noordin kepada pengikutnya pascapeledakan bom Bali kedua, awal Oktober 2005. Adapun soal hubungan Noordin dengan kelompok Al-Qaidah di Afghanistan, penyidik masih menyelidikinya [baca: Noordin Top Memiliki Kelompok Baru].
Advertisement
Penggerebekan ini mengingatkan pada kejadian di Jalan Flamboyan Raya, Kota Batu, Jawa Timur, 9 November silam. Saat itu Doktor Azahari bin Husin tewas dalam baku tembak dengan polisi [baca: Azahari Tewas, Teror Tetap Mengancam].(AIS/Tim Liputan 6 SCTV)