Sukses

Status Merapi Menjadi Awas

Data BPPTK Yogyakarta menunjukkan guguran lava pijar serta awan panas berukuran kecil di Gunung Merapi mengalami peningkatan signifikan. Sabtu pagi, warga di sekitar lereng Merapi sudah dievakuasi.

Liputan6.com, Yogyakarta: Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral meningkatkan status Gunung Merapi dari siaga menjadi awas, Sabtu (13/5) pukul 08.30 WIB. Analisis data Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menunjukkan aktivitas Merapi terus meningkat. Indikasinya terlihat dari meningkatnya guguran lava pijar serta awan panas berukuran kecil yang terus menerus dan dikhawatirkan memicu awan panas yang lebih besar. "Kalau ini terus terjadi akan menimbulkan bencana," kata Kepala Badan Geologi Departemen ESDM Bambang Dwiyanto di Yogyakarta.

Pemerintah Kabupaten Sleman, Magelang, dan Klaten diminta segera mengevakuasi penduduk yang berada di wilayah rawan bencana. Kawasan rawan itu mencakup sepanjang alur sungai sektor selatan tenggara hingga radius 38 kilometer dari puncak Merapi yang meliputi alur Kali Woro, Kali Gendol, Kali Kuning, dan Kali Boyong. Sementara sektor barat daya dalam radius sepuluh kilometer meliputi alur Kali Krasak, Kali Bedong, Kali Sat, Kali Putih. Sedangkan sektor barat dalam radius delapan kilometer mencakup Kali Lamat dan Kali Senowo.

Hasil pengamatan di pos Kaliurang, Jumat malam mulai pukul 18.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB tercatat sembilan kali terjadi semburan awan panas dengan jarak luncur sekitar 1,6 kilometer ke arah Geger Buaya. Peningkatan aktivitas Merapi membuat penduduk setempat panik. Warga di lereng Merapi mulai mengikuti imbauan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk mengungsi. Sejak pagi tadi, Tim Search and Rescue dan aparat TNI mulai total mengungsikan penduduk ke barak-barak pengungsian di sekitar Kecamatan Pakem, Turi, Argobinangun, Girikerto, Umbulharjo, dan Wukir Sari.

BPPTK Yogyakarta memprediksi aliran lava serta awan panas dari Merapi akan mengarah ke barat, barat daya, selatan, dan tenggara. Jika terjadi berarti kondisi ini mendekati skenario ketiga letusan Merapi yang dibuat BPPTK Yogyakarta. Skenario itu menggambarkan lava dan awan panas menyebar ke hampir semua arah, meliputi Kabupaten Magelang, Klaten, dan Sleman. Sedikitnya 20 ribu jiwa tinggal di ketiga kabupaten tersebut.

BPPTK Yogyakarta juga menaksir Kaliadem, Babadan, dan Ngargomulyo sebagai daerah rawan bencana. Adapun wilayah rawan bencana tingkat dua meliputi Tegalweru, Kopeng, serta Kaliurang selatan. Sedangkan tingkat satu mencakup Kranggan Lor, Randusari, dan Sudimoro.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)