Prosesi ini diawali dengan melarung sebuah perahu berisi beraneka macam sesaji, seperti buah-buahan, nasi tumpeng lengkap dengan lauk-pauknya hingga kepala seekor kerbau ke tengah laut. Setelah dilarung, ratusan nelayan dan masyarakat sekitar berlomba memperebutkan aneka persembahan dan mengambil air laut yang disiramkan ke tubuh. Berebut sesaji dan mengambil air laut dipercaya membawa keberuntungan bagi nelayan di kawasan Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura) tersebut.
Usai melarung sesaji, malam harinya acara berlanjut dengan pergelaran wayang kulit semalam suntuk. Ritual ini digelar setahun sekali secara turun-temurun. Selain sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, tradisi ini juga dianggap sebagai tolak bala agar dijauhkan dari bencana.(ANS/Sugihartono)