Unjuk rasa berlangsung riuh. Selain membawa berbagai spanduk dan tuntutan, mereka juga rajin meneriakkan yel-yel untuk membangkitkan semangat pengunjuk rasa lainnya. Aksi kontan membuat macet lalu lintas di depan Istana.
Wati, seorang pengunjuk rasa, menilai pemerintah kurang memperhatikan nasib orang kecil. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah khusus di bidang agraria kerap menindas para petani. Intinya, Wati meminta pemerintah bersikap lebih adil.
Perempuan berkerudung ini sempat mengisahkan pengalaman pahit yang pernah dialaminya. Wati mengatakan, pada tahun 1996 tanah miliknya pernah dirampas oknum dari Departemen Kehutanan. Setelah melalui proses hukum yang panjang selama dua tahun akhirnya dia bisa memiliki kembali tanahnya. "Tapi sampai sekarang pemerintah belum mengeluarkan suratnya. Jadi saya belum aman menggarap tanah," kata Wati.
Advertisement
Selain masalah agraria, pengunjuk rasa juga menuntut agar bekas Presiden Soeharto diadili secara in absentia. Pasalnya, saat masih berkuasa, Soeharto pernah merampas tanah warga di salah satu perkebunan di Jawa Barat.(ICH/Winny Arnold)