Sukses

Merapi Kembali Semburkan Awan Panas

Sekitar pukul 16.50 WIB, Gunung Merapi kembali menyemburkan awan panas dengan jarak luncur 3,5 kilometer. Semburan awan panas ini sempat mengakibatkan hujan abu di daerah sekitar Merapi.

Liputan6.com, Yogyakarta: Gunung Merapi memang sulit diduga. Kondisi Merapi yang sepanjang pagi hingga siang tadi relatif tenang, Rabu (17/5) petang kembali menyemburkan awan panas. Kepala Seksi Gunung Api Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandrio menyatakan telah terjadi semburan awan panas cukup besar sekitar pukul 16.50 WIB dengan jarak luncur 3,5 kilometer atau hampir menyentuh wilayah permukiman yang berada di sekeliling lereng Merapi [baca: Merapi Agak Tenang].

Adapun awan panas atau wedhus gembel yang keluar kali ini merupakan semburan terbesar kedua setelah terjadi pada Senin kemarin. Berdasarkan data BPPTK, tiga hari sebelumnya frekuensi dan volume muntahan isi perut Merapi itu memang terus menurun. Dari Senin pukul 00.00 WIB hingga jam 06.00 WIB terjadi 16 kali semburan awan panas. Sehari kemudian sebanyak 11 kali, sedangkan tadi pagi ada empat semburan awan panas.

Adapun menurut ahli dari BPPTK, awan panas itu disebabkan antara lain oleh gerakan magma lalu menjadi lava yang keluar dari puncak Merapi. Diperkirakan ada lava pijar yang keluar dari gunung teraktif di dunia itu. Sementara akibat semburan awan panas beberapa tempat di sekitar Gunung Merapi sempat diguyur hujan abu. Misalnya di Dusun Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun hujan abu ini muncul tergantung dari arah angin.

Meski aktivitas Merapi kembali meningkat, penduduk Dusun Kinahrejo menganggap tak terlalu berbahaya dan masih dalam tahap toleransi. Anggapan ini diperkuat bukti bahwa sampai kini awan panas belum menyentuh tempat tinggal mereka. Sebetulnya tidak hanya di Dusun Kinahrejo, beberapa warga yang tinggal di lereng Merapi juga masih banyak yang belum mengungsi. Di tempat pengungsian di Umbulharjo, Sleman, misalnya. Tercatat hanya 750 warga mengungsi ke sana, padahal penampungan itu berkapasitas lebih dari 2.000 orang.

Sementara itu, koresponden SCTV Taufan Yudha berhasil menemukan kuncen Merapi, Mbah Maridjan di tempat ritual bernama Sri Manganti yang berjarak sekitar 2,5 kilometer dari puncak Merapi. Menurut Mbah Maridjan, kepergiannya atas "perintah" dari almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX, terutama untuk membersihkan tempat itu dan berdoa di sana. Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan salam kepada Presiden Susilo Bambang Yudhono. Selasa kemarin, Presiden Yudhoyono juga menitipkan salam kepada Mbah Maridjan.(BOG/Miko Toro)

    Video Terkini