Bentrokan pecah menyusul kemarahan para petani terhadap juru ukur tanah di lahan bakal Bandara Internasional Lombok Baru. Polisi yang menjaga para juru ukur menjadi sasaran kemarahan. Mereka menyerang dengan membawa berbagai senjata tajam seperti parang, tombak, hingga bambu runcing.
Para petani memang sengaja datang ke lahan begitu mengetahui akan ada pengukuran tanah oleh PT Angkasa Pura dan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. Sejak awal para petani ini tak setuju dengan pembebasan dan ganti rugi tanah yang telah berlangsung sejak 12 tahun silam. Kasus ini semakin mencuat setelah beberapa kali terjadi bentrokan [baca: Warga Tanak Awu Menolak Ganti Rugi].(YAN/Adhar Hakim)