Sukses

Ujian Ulangan bagi Siswa Tidak Lulus UAN

Siswa yang gagal ujian nasional bisa mengikuti ujian ulang paket C atau ujian kesetaraan tingkat SMA. Murid yang berminat mengikuti ujian ulang bisa mendaftarkan diri ke Dinas Pendidikan setempat mulai pekan depan.

Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah akan mengadakan ujian ulang dengan cara mengikuti ujian ulang paket C atau ujian kesetaraan tingkat Sekolah Menengah Atas. Namun pelaksanaan ujian ulangan ini masih belum ditentukan waktunya. Sementara ujian masuk perguruan tinggi dimulai Agustus mendatang. Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Non-Formal Ace Suryadi di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Ace, bagi siswa yang berminat akan mengikuti ujian ulang paket C dapat mendaftarkan diri ke Dinas Pendidikan setempat mulai Senin depan. Ujian ulang paket C atau setingkat SMA ini bisa menjadi alternatif bagi ribuan siswa yang gagal ujian nasional. Maklum dari 1,9 juta siswa setingkat SMA yang mengikuti ujian nasional delapan persen di antaranya tidak lulus [baca: Jumlah Siswa yang Tidak Lulus Meningkat].

Namun keterangan Ace bertolak belakang dengan penjelasan Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo. Bambang mengatakan, pemerintah akan mengkaji kemungkinan diadakannya ujian ulang. Kepastian ujian ini akan dibahas setelah pemerintah melihat hasil ujian di tingkat sekolah menengah pertama.

Rencana ujian ulangan ini bergulir setelah adanya desakan dari sejumlah elemen masyarakat serta para siswa yang tidak lulus ujian. Padahal murid yang tidak lulus ini memiliki prestasi baik di sekolahnya.

Seperti yang dilakukan sejumlah siswa dari Jakarta dan sekitarnya. Sejumlah murid yang tidak lulus ujian nasional mendatangi Komisi Nasional Perlindungan Anak. Mereka berharap komisi bisa memperjuangkan usulan agar pemerintah menyelenggarakan ujian susulan.

Melati salah satu siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Jakarta, di hadapan anggota Komnas menumpahkan semua kekecewaannya. Melati dinyatakan tidak lulus karena gagal pada pelajaran matematika. Padalah dia sudah mendapat tawaran beasiswa dari Jerman, Australia, dan Belanda.

Begitu pula dialami Fatma Wijayanti, siswa kelas 3 SMA Islam PB Sudirman, Cipayung, Jakarta Timur. Hanya gara-gara gagal di salah satu mata pelajaran, harapan Fatma meneruskan kuliah di perguruan tinggi pupus sudah. Fatma dinyatakan tidak lulus karena gagal pada pelajaran matematika. Untuk mata pelajaran ini Fatma hanya mendapat nilai 3,57. Padahal untuk tingkat SMA kelulusan ditentukan tiga mata pelajaran, yaitu matematika, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia dengan standar nilai terendah 4,26 untuk tiap mata pelajaran.

Kesedihan siswa yang selalu masuk peringkat lima besar ini makin bertambah. Pasalnya Fatma telah diterima di jurusan Administrasi Perkantoran Universitas Jakarta dan jurusan Komputer Universitas Indonesia.

Fatma hanyalah satu dari 39 siswa SMA Islam PB Sudirman yang tidak lulus ujian tahun ini. Kepala Sekolah SMA Islam PB Sudirman Syamsudin sebenarnya juga menyayangkan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang tidak mempertimbangkan jerih payah siswa selama tiga tahun. Kini mereka hanya berharap akan ada ujian susulan. Paling tidak segera dilakukan ujian paket C dengan standar kesulitan soal yang sama dengan ujian nasional.

Kondisi paling parah terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan Kelautan I Majene, Sulawesi Barat. Di sekolah tersebut, tidak satu pun siswa yang dinyatakan lulus ujian akhir nasional. Tak mengherankan, bila isak tangis para siswa dan guru tak tertahankan. Mereka seperti tidak percaya menerima kenyataan ini. Kepala Sekolah SMK 1 Majene Aswin mengatakan, umumnya anak didiknya gagal pada tes bahasa Inggris.(IAN/Tim Liputan6 SCTV)

    Video Terkini