Sukses

Cagar Budaya Betawi di Condet Nyaris Punah

Kawasan cagar budaya Condet kini tinggal kenangan. Arus pendatang mampu mengubah lokasi itu menjadi kawasan padat pemukiman. Pemda Jakarta akhirnya memindahkan lokasi itu ke Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.

Liputan6.com, Jakarta: Kawasan cagar budaya Betawi di Condet, Jakarta Timur, nyaris tinggal kenangan. Buktinya, rumah adat Betawi di kawasan itu, kini sulit ditemui. Kalau pun ada, hanya tinggal beberapa rumah yang masih menjadi saksi bisu. Itu pun masih harus direnovasi lantaran di beberapa bagian tampak rusak dan tak terawat. Satu di antara yang paling mudah ditemui adalah di bekas Kelurahan Balekambang, Condet.

Saat ini, kawasan Condet tak jauh berbeda dengan lokasi padat pemukiman di Ibu Kota. Arus pendatang dengan segala perubahan yang dibawa mengubah kawasan itu menjadi padat pemukiman. Sementara penduduk setempat tak mampu membendung arus perubahan tersebut. Itu sebabnya, tak perlu heran bila Pemerintah Daerah Jakarta memindahkan kawasan cagar budaya Betawi ke Kampung Srengseng Sawah, Jakarta Selatan [baca: Srengseng Sawah Menjadi Cagar Budaya Betawi].

Pemilihan Srengseng Sawah sebagai cagar budaya bukan tak beralasan. Kampung yang terletak di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan--sekitar 20 kilometer dari pusat kota itu, memang masih kental dengan budaya Betawi. Bahkan, di kawasan Situ Babakan dan Situ Manggabolong, Srengseng Sawah, sejumlah penduduk asli Betawi telah turun-menurun tinggal di daerah tersebut dan hingga kini tetap menekuni profesi sebagai petani dan pedagang.

Sebagai kawasan cagar budaya Betawi, warga di kawasan Situ Babakan diminta untuk mempertahankan tradisi yang ada dan dilarang menjual tanahnya. Sebagai imbalannya, Pemda DKI akan memberikan konsesi, berupa pengembangan kawasan ini sebagai lokasi wisata budaya, baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Untuk langkah awal, Pemda Jakarta akan membangun beberapa prototipe rumah adat yang nantinya bisa disewakan kepada para wisatawan. Rencana ini diharapkan bisa membuat warga setempat memperoleh rezeki tambahan dari kegiatan wisata.(AWD/Bayu Sutiono dan Doni Indradi)
    Video Terkini