Peta disusun berdasar data berbagai sumber seperti Badan Meteorologi dan Geofisika serta data satelit luar negeri. Salah satu data mengindikasikan daerah rawan gempa dan tsunami terjadi akibat tumbukan lempeng Indoaustralia, Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Daerah yang harus waspada berada di sepanjang pesisir selatan Jawa, mulai dari Sumatra hingga Papua bagian utara.
Kementerian Lingkungan Hidup juga memperhitungkan periodesasi gempa yang pernah terjadi di tiap daerah. Untuk kawasan Sumatra misalnya terjadi tiga kali gempa pada 1964, 2004, dan 2005. Di kawasan Jawa, Bali, dan Nusatenggara terjadi 10 kali gempa sejak 1961 hingga 2006. Sedangkan di kawasan Papua terdata hanya sekali gempa di 1996.
Untuk kawasan Kalimantan dan Sulawesi terdata tujuh kali gempa sejak 1965 hingga 1998. Periodesasi gempa diperlukan untuk memperkirakan kemungkinan waktu terjadinya gempa berikutnya.
Advertisement
Di Gorontalo, Provinsi Gorontalo, pascagempa kemarin, ratusan warga setempat masih bertahan di sejumlah dataran tinggi. Masyarakat yang tinggal di sepanjang pesisir Pantai Gorontalo memilih mengungsi ke dataran tinggi yang letaknya tak jauh dari tempat tinggal mereka. Sebagian lain sejak tadi malam memilih meninggalkan rumah menuju Kota Gorontalo setelah mengemasi barang-barang [baca: Gorontalo dan Bali Diguncang Gempa Bumi].
Warga masih was-was kemungkinan adanya gempa susulan. Apalagi dua hari sebelum gempa, sudah beredar isu akan adanya lindu yang disusul tsunami. Pemerintah Provinsi Gorontalo meminta agar warga tetap tenang dan tidak panik. Meski demikian, mereka diminta tetap waspada kemungkinan munculnya lindu susulan serta tsunami [baca: Nias Kembali Diguncang Gempa].(MAK/Tim Liputan 6 SCTV)