Sukses

Seratus Hari Meninggalnya Pram Diperingati

Peringatan 100 hari meninggalnya sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer diadakan di Goethe Haus, Jakpus. Dalam acara ini diluncurkan buku catatan pribadi Koesalah Soebagyo Toer tentang Pram, abangnya.

Liputan6.com, Jakarta: Seratus hari meninggalnya sastrawan Pramoedya Ananta Toer diperingati di Goethe Haus, Jakarta Pusat, Senin (7/8) malam. Acara yang diminati sejumlah pecinta sastra dan pengagum Pram--demikian Pramoedya biasa disapa--diisi dengan peluncuran buku tentang Pram.

Buku berjudul Pramoedya Ananta Toer dari Dekat Sekali tersebut ditulis adik kesayangannya Koesalah Soebagyo Toer. Dalam buku ini, Pram dipotret secara personal karena buku ini memang catatan pribadi Koesalah kepada sang abang.

Dalam acara ini juga ditampilkan pertunjukan musik Eros Djarot. Kilasan singkat perjalanan hidup pria kelahiran Blora, Jawa Tengah, 2 Februari 1925, juga ditampilkan dalam sejumlah film dokumenter. Menampilkan kisah hidupnya mulai dari pengasingan di Pulau Buru hingga proses pengerjaan novel tetralogi Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca.

Bagi para pecintanya, Pram yang meninggal 30 April silam adalah sosok yang patut untuk diteladani, baik dari segi karya ataupun pribadinya [baca: Pramoedya Ananta Toer Meninggal Dunia]. Sang penulis ini memang sudah meninggal, namun semangat dan karya-karyanya akan tetap dikenang.(MAK/Widiyaningsih dan Bondan Wicaksono)