Sukses

Warga Desa Besuki Siap Dipindahkan

Warga Desa Besuki, Sidoarjo, Jatim, menyatakan kesiapannya untuk pindah asal diberikan rumah yang layak huni. Warga mengaku resah selama berada di pengungsian karena kesehatan mereka terganggu.

Liputan6.com, Sidoarjo: Ratusan warga Desa Besuki, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur, yang masih mengungsi di pinggir Jalan Tol Gempol-Surabaya tidak menolak jika memang harus dipindahkan. Kendati demikian pengungsi menuntut rumah yang diberikan harus layak huni sebagaimana rumah mereka sebelumnya. Hal itu terungkap dalam perbincangan reporter Nova Rini dengan salah seorang pengungsi dalam tayangan langsung Liputan 6 Petang SCTV, Senin (18/9).

Mashudi, salah seorang warga Besuki yang mengungsi, mengaku resah selama berada di tenda pengungsian. "Kalau siang kepanasan, malam kedinginan," ujarnya. Kendati setiap hari diberi jatah makan tiga kali, Mashudi menyatakan itu belum memenuhi standar gizi bagi anak-anak. Selain itu warga juga mengeluhkan bau tidak sedap yang berasal dari luberan lumpur panas yang berakibat pada terganggunya kesehatan para pengungsi [baca: Pengungsi Korban Lumpur Terserang Penyakit].

Ratusan warga ini mengungsi di pinggir Jalan Tol Gempol-Surabaya sejak Jumat pekan silam setelah desa mereka terkena luberan lumpur panas PT Lapindo Brantas. Dengan menempati tenda terpal seadanya warga tinggal berdesakan. Selain harus mencium bau tak sedap dari luberan lumpur PT Lapindo Brantas, pengungsi juga terkena polusi dari lalu lalang kendaraan di jalan tol [baca: Warga Besuki Tidur di Jalan Tol].

Sementara itu kekhawatiran meluasnya terjangan lumpur ke sejumlah kawasan di Sidoarjo kini terbukti. Setelah empat desa yakni Siring, Renokenongo, Jatirejo dan Kedungbendo terendam lumpur, dua desa lagi kini juga menjadi kubangan lumpur, yakni Desa Mindi dan Besuki [baca: Warga Porong Mendesak Tanggul Ditinggikan].

Geolog Soffian Hadi mengatakan, ada gunung lumpur purba di tempat eksplorasi PT Lapindo Brantas. Diperkirakan pula semburan lumpur terjadi karena perubahan tekanan. Namun belum dapat dipastikan apakah perubahan tekanan terjadi saat pencabutan mata bor atau karena proses alam.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)

    Video Terkini