Sukses

Flu Burung di Tulungagung Dipastikan <i>Cluster</i>

Eni Wulandari warga Tulungagung, Jawa Timur yang dirawat di RSUD dr Soetomo, Surabaya dinyatakan positif menderita flu burung. Beberapa hari sebelumnya Abraham, adik kandung Eni meninggal setelah terjangkit virus H5N1.

Liputan6.com, Surabaya: Seorang pasien Rumah Sakit Umum Daerah dokter Soetomo, Surabaya dinyatakan positif terjangkit flu burung. Eni Wulandari (21 tahun) warga Kali Gentong, Pucang Laban, Tulungagung, Jawa Timur sampai Jumat (29/9) ini masih mendapat perawatan intensif karena kondisinya belum juga membaik. Bahkan dua hari silam tim medis sempat memasang respirator untuk membantu pernapasan sang pasien.

Lima hari lalu Eni dirujuk ke rumah sakit karena suhu badannya meninggi selama enam hari. Berdasarkan hasil foto rontgen, paru-paru Eni mengalami infeksi. Menurut dokter Urip Murtedjo, Wakil Direktur RSUD dr Soetomo, Eni memiliki sejarah yang erat dengan penyakit flu burung. Dia adalah kakak kandung Abraham, bocah yang meninggal pada 19 September silam akibat terserang virus avian influenza subtipe H5N1.

Di Tasikmalaya, Jawa Barat, Atang dan Muslihah warga Kampung Gunungsubang menjadi pasien pertama yang masuk ruang isolasi flu burung di RSU Tasikmalaya. Ayah dan anak ini menderita gejala mirip flu burung, seperti sesak napas, demam, serta batuk. Pihak rumah sakit kini tengah menunggu hasil pemeriksaan Balai Penelitian Laboratorium Kesehatan di Bandung [baca: Ayah dan Anak Masuk Ruang Isolasi].

Dengan kejadian ini, secara nasional terdapat kasus positif flu burung di sembilan provinsi. Sembilan daerah itu, yakni DKI Jakarta, Banten, Jabar, Jawa Tengah, Jatim, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Sumatra Barat. Korban meninggal dunia mencapai 52 orang.

Sementara Departemen Kesehatan memastikan kasus flu burung yang menimpa kakak beradik di Tulungagung sebagai kasus cluster atau penderita dalam sekeluarga. Kepastian Eni dan Abraham menderita flu burung berdasarkan penelitian laboratorium Penelitian dan Pengembangan Depkes. Karena mereka masih ada hubungan keluarga maka dikategorikan sebagai kasus cluster baru.

Dengan demikian selama setahun terakhir ini sudah ada sembilan cluster flu burung, yaitu di Tangerang dua pasien, Jakarta Selatan dua pasien, Lampung tiga pasien, Indramayu tiga pasien, Tana Karo tujuh pasien, Kabupaten Bandung dua pasien, Sumbar dua pasien, dan terakhir di Tulungagung dua pasien. Depkes juga tengah meneliti kemungkinan terjadinya cluster lain di Bandung dan Tasikmalaya.

Meski jumlah cluster bertambah, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari membantah telah terjadi penularan dari manusia ke manusia. Menurut Siti, virus H5N1 berasal dari kotoran unggas. Karena itu pencegahan flu burung dititikberatkan pada unggas. Komisi Nasional Flu Burung berjanji akan mengambil langkah konkret untuk mengendalikan penularan flu burung dari unggas [baca: Komite Nasional Penanggulangan Flu Burung Dibentuk].

Selain memiliki jumlah cluster terbesar, Indonesia juga tercatat sebagai negara dengan angka kematian penderita flu burung tertinggi di dunia. Dari 71 kasus positif flu burung, 54 korban meninggal dengan 52 di antaranya positif terserang penyakit tersebut.(IAN/Tim Liputan 6 SCTV)