Sukses

Pegawai PPD Diberi Uang Ketupat

Pengelola Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) memberi uang ketupat Rp 500.000 per karyawan. Sementara gaji yang tertunggak mulai bulan September hingga kini belum bisa dilunasi.

Liputan6.com, Jakarta: Yumna hanya mengelus dada menghadapi Idulfitri mendatang. Pasalnya, suami Yumna yang bekerja sebagai sopir bus Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) sudah dua bulan belum mendapat gaji. Perusahaan hanya memberi sekadar uang ketupat sebesar Rp 500 ribu per orang. Karena itulah, Yumna pasrah tidak bisa mudik, meski rumah orangtuanya tidak jauh yaitu di Padalarang, Jawa Barat. "Ongkos saja, nggak punya," kata Yumna di Jakarta, baru-baru ini.

Sejak PPD mengalami kerugian besar, karyawan perusahaan transportasi massal itu terus menggelar demonstrasi menuntut perbaikan nasib. Bahkan hingga kini gaji pegawai periode September-Oktober belum dibayar termasuk suami Yumna yang sudah 20 tahun mengabdi [baca: Karyawan PPD Belum Menerima Gaji Dua Bulan].

Karena masalah itulah, Yumna harus pintar-pintar mengatur uang untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Bahkan untuk menekan pengeluaran, keluarga Yumna memanfaatkan kamar kosong di Depo PPD Cililitan. Dari ketiga anaknya hanya si bungsu yang masih meneruskan sekolah di bangku sekolah dasar.

Abdul Latif merasakan kondisi serupa. Meski hampir 30 tahun menjadi sopir PPD, hingga kini, dia belum memiliki rumah. Dia terpaksa menyulap rongsokan bus untuk tempat berteduh bersama rekan sejawatnya.

Direktur Usaha PPD Kusnan mengungkapkan, pihaknya harus mencari pinjaman untuk menutupi pembayaran gaji yang tertunggak dua bulan seperti dari Pemerintah DKI Jakarta. Masalah di tubuh PPD akibat jumlah karyawan berlebih. PPD juga mengalami kerugian hingga miliaran rupiah setelah terjadi penggabungan dengan tujuh perusahaan angkutan.(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)

    EnamPlus