Sukses

Kondisi Kota Poso Mulai Normal

Jalanan serta pasar yang ada di Kota Poso, Sulteng, mulai ramai oleh warga yang beraktivitas. Pertemuan Wapres Jusuf Kalla dengan tokoh masyarakat Poso akan digelar besok di Palu, Sulteng.

Liputan6.com, Poso: Setelah sempat mencekam selama beberapa hari, situasi Kota Poso, Sulawesi Tengah, mulai kondusif. Pusat perbelanjaan, pertokoan, dan jalan-jalan ramai oleh aktivitas warga. Sesekali terlihat sejumlah polisi bersenjata berpatroli melintas di jalan. Namun warga mengaku sudah tak waswas lagi dan sudah bisa menjalani rutinitas seperti sedia kala.

Seperti dilaporkan langsung reporter SCTV Rommy Fibri dari Pasar Sentral, Kota Poso, Sabtu (28/10) siang, sudah banyak pedagang yang mulai membuka lapaknya. Warga pun sudah kembali ramai melakukan transaksi di pasar ini.

Dari beberapa orang warga yang ditemui SCTV, juga terbersit keyakinan bahwa keamanan akan segera pulih. Pasalnya mereka menyadari konflik yang terjadi saat ini bukanlah antara dua kelompok masyarakat yang berbeda keyakinan, tapi lebih kepada aksi teror perorangan. Menanggapi rencana pertemuan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan sejumlah tokoh masyarakat Poso di Palu, Sulteng, warga juga menyambut positif.

Adapun untuk mengungkap pelaku penembakan dua warga di Jalan Pulau Seram, Poso, tim identifikasi dan laboratorium forensik (Labfor) Kepolisian Daerah Sulteng baru-baru ini melakukan penyelidikan di tempat kejadian. Penyelidikan yang berlangsung sekitar satu setengah jam tersebut digelar tepat di depan rumah salah seorang korban penembakan, Gali Pamungkas [baca: Korban Penembakan di Poso Masih Dirawat].

Di tempat ini tim menemukan bekas lubang tembakan yang terdapat di tembok rumah dan mobil orang tua korban. Diharapkan dari temuan ini akan terungkap jenis peluru dan senjata yang digunakan pelaku penembakan.

Sementara di Jakarta, pemerintah menggagas pertemuan di Palu, besok. Pertemuan ini bakal membahas upaya untuk menghentikan konflik serta teror yang belakangan kembali marak di Poso. Sejumlah pemuka agama dan tokoh masyarakat akan bertemu dengan Wapres Jusuf Kalla. Pertemuan tersebut diharapkan bisa mengulang kembali sukses Deklarasi Malino pada Desember 2001.

Ketika itu sebanyak 58 pemuka masyarakat serta tokoh agama hadir dan menandatangani 10 butir kesepakatan damai di Celebes Villa and Resort, Desa Malino, Sulawesi Selatan. Deklarasi itu antara lain meminta penghentian semua bentuk konflik, menaati upaya penegakan hukum dan pemberian sanksi bagi siapa saja yang melanggar, meminta aparat negara bertindak tegas dan adil serta menolak keadaan darurat sipil [baca: Deklarasi Malino Mendamaikan Dua Kelompok].

Sejak Deklarasi Malino diteken situasi Poso memang lebih kondusif, namun ancaman kekerasan terhadap warga tidak pernah surut. Teror bom dan pembunuhan beberapa kali meletus meski jumlah aparat keamanan terus ditambah. Kekerasan semakin meningkat pascaeksekusi mati Cornelius Fabianus Tibo cs hingga tertembaknya Pendeta Irianto Kongkoli [baca: Pendeta Irianto Tewas Ditembak].(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)