Sukses

Maria Eva Membantah Memeras Yahya Zaini

Kasus video mesum Yahya Zaini dan Maria Eva telah mencuatkan kembali keterkaitan tahta dan wanita. Sayangnya para politisi tidak pernah belajar dari pendahulunya yang terjungkal gara-gara skandal seks.

Liputan6.com, Jakarta: Penyanyi dangdut Maria Eva membantah jika beredarnya video mesum dirinya dan Yahya Zaini atas prakarsanya dengan motif pemerasan dan untuk mendongkrak popularitasnya di dunia hiburan. "Saya berani bersumpah tidak pernah melihatkan vidoe apalagi foto porno kepada orang....," kata Maria Eva, baru-baru ini.

Dugaan pemerasan ini sebelumnya diungkapkan oleh seorang anggota Badan Kehormatan DPR Tiurlan Basaria Hutagaol. Menurut Tiur, Maria Eva memberikan pilihan kepada Yahya Zaini, menyetor lima miliar rupiah atau aibnya akan diketahui publik.

Sebelumnya Ine Wirayanti, pengarah seni rumah produksi PT Media Kreasi Visitama, menyatakan Maria Eva bertujuan menyebarkan video mesum itu untuk mendongkrak popularitasnya. "Fakta bawa pernah ada pembicaraan dan di-meeting-kan dengan perusahaan kita keinginginan dia mengedarkan itu [video porno] sekaligus rekaman dan membuat video klip," kata Ine.

Sejak beredarnya video mesum, Maria Eva jadi begitu terkenal dan membuat jadwal hariannya kian sibuk. Road show untuk meladeni permintaan wawancara ke sejumlah stasiun televisi menjadi agenda utamnya sampai-sampai tak bisa memenuhi panggilan polisi. Lengkap dengan tangis, tawa, bahkan lantunan lagu, Maria Eva jadi tokoh berita pekan ini. Rencananya, Selasa depan Maria Eva akan memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya untuk diperiksa sebagai saksi kasus aborsi yang dilakukannya.

Skandal seks Maria Eva dan Yahya Zaini akhirnya memang bukan hanya sebatas perselingkungan semata. Nuansa politis semakin terasa karena bekas wakil bendahara Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) ini pun mulai menabuh perang dengan Partai Golkar.

Maria Eva menuduh Golkar telah melakukan rencana besar untuk menyelamatkan Yahya Zaini agar tetap di DPR. Golkar tentu menganggap tudingan ini mengada-ada dan berlebihan. Fungsionaris Partai Golkar Burhan Napitupulu meminta Maria Eva tidak mengaitkan Yahya Zaini dengan Partai Golkar. "Justru yang jadi korban mereka berdua adalah Partai Golkar," kata Burhan.

Partai Demokrat juga membantah bila hal ini sebuah serangan buat Golkar, hanya karena Ruhut Sitompul, pengacara Maria Eva, bergabung dengan Demokrat. "Pak Ruhut itu kan pengacara siapa saja sebagai sumpahnya kan harus dibela. Saya kira wajar-wajar saja," kata Sutan Bhatoegana, Wakil Ketua DPP Partai Demokrat.

Siapa untung siapa buntung, pertanyaan akan diuji oleh waktu dengan terus bergulirnya kasus video panas Maria Eva-Yahya Zaini. Namun yang pasti untuk saat ini Maria Eva memang lebih unggul dan popularitasnya meroket.

Sebaliknya, skandal video mesum membuat karier politik Yahya Zaini terjungkal. Masyarakat boleh saja berterima kasih kepada Yahya Zaini. Kasusnya telah membuka kesadaran publik bahwa seorang politikus tidak boleh sembarangan mencederai norma dan etika yang berkembang di masyarakat.

Sejumlah skandal seks menimpa politisi mulai dari kasus Bupati Pekalongan hingga Walikota Singkawang. Jika di Pekalongan sang tokoh politik mampu bertahan, Walikota Singkawang dipecat DPRD Singkawang akibat perbuatan asusilanya.

Seks dan politik memang bertautan erat. Tapi jangan kaget jika karena skandal seks, politikus bisa kehilangan segala-galanya. Kasus Yahya Zaini harus dijadikan catatan tegas agar tokoh negeri ini tidak bermain-main dengan berahi. Salah-salah karier politik dan harga diri jadi taruhan.

Masihkah standar moral menjadi faktor penentu karier politik seseorang? Atau jangan-jangan jargon harta, tahta dan wanita memang tak pernah lekang dalam perjalanan waktu.(YYT/Tim Liputab 6 SCTV)