Liputan6.com, Tapanuli Selatan: Selama ini Kota Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, dikenal sebagai penghasil buah salak. Namun, bila buah salak di daerah lain berasa asam, manis, dan kelat, salak daerah ini dapat diubah menjadi rasa apel, jeruk, jambu, nangka, dan nenas. Selain untuk kebutuhan dalam negeri, buah salak Sidempuan ini juga diekspor ke Malaysia, Singapura, dan Penang. Hal tersebut dikemukakan petani salak Sumardi Hutasuhut di Tapanuli Selatan, baru-baru ini.
Menurut Sumadi, salak yang bermacam rasa ini diperoleh dengan bantuan teknologi. Biasanya, petani salak harus menunggu hingga tujuh tahun agar pohon salaknya bisa berbuah. Itu pun hanya dengan satu rasa asam manis dan kelat. Namun kini, melalui sistem cangkok hanya dalam tempo tiga tahun setengah, pohon salak bisa menghasilkan buah dengan rasa bervariasi. Sedangkan soal harga, tambah petani yang tekun mempelajari dan meneliti pohon salak sejak delapan tahun ini, cukup murah. Biasanya, salak dengan berbagai cita rasa itu dijual per biji seharga Rp 1.000, sedangkan per kilogram hanya Rp 10.000.
Sumadi berharap pemerintah segera membangun pabrik pengolahan buah segar khusus salak. Sebab , industri salak memiliki prospek yang cerah. Pabrik industri pengolahan buah salak bisa menjadi alternatif supaya harga tetap terjaga dan tak jadi permainan tengkulak.(ORS/Chaerul Darma dan Cuk Arbianto)
Menurut Sumadi, salak yang bermacam rasa ini diperoleh dengan bantuan teknologi. Biasanya, petani salak harus menunggu hingga tujuh tahun agar pohon salaknya bisa berbuah. Itu pun hanya dengan satu rasa asam manis dan kelat. Namun kini, melalui sistem cangkok hanya dalam tempo tiga tahun setengah, pohon salak bisa menghasilkan buah dengan rasa bervariasi. Sedangkan soal harga, tambah petani yang tekun mempelajari dan meneliti pohon salak sejak delapan tahun ini, cukup murah. Biasanya, salak dengan berbagai cita rasa itu dijual per biji seharga Rp 1.000, sedangkan per kilogram hanya Rp 10.000.
Sumadi berharap pemerintah segera membangun pabrik pengolahan buah segar khusus salak. Sebab , industri salak memiliki prospek yang cerah. Pabrik industri pengolahan buah salak bisa menjadi alternatif supaya harga tetap terjaga dan tak jadi permainan tengkulak.(ORS/Chaerul Darma dan Cuk Arbianto)