Sukses

Cuaca Buruk, Pencarian Adam Air Dihentikan Sementara

Buruknya cuaca memaksa regu penolong menghentikan pencarian pesawat Adam Air. Pencarian akan dilanjutkan besok secara acak yakni tak hanya terkonsentrasi pada titik koordinat lokasi jatuhnya pesawat.

Liputan6.com, Makassar: Pencarian pesawat Adam Air melalui udara dengan menggunakan dua kapal pengintai milik TNI Angkatan Udara dan Angkatan Laut akhirnya dihentikan, Rabu (3/1) malam. Kondisi cuaca yang buruk membuat sejumlah lokasi tertutup awan sehingga menyulitkan pencarian [baca: Pencarian Pesawat Adam Air Hingga Tana Toraja].

Regu pencari memantau perairan Mamuju, Majene, Tana Toraja, Teluk Bone, Sulawesi Selatan. Selain itu, regu pencari juga memantau sejumlah sungai, lembah, pegunungan hingga perbatasan Sulawesi Tengah. Setelah mengudara selama tiga jam, pencarian kemudian dihentikan tanpa menemukan tanda-tanda keberadaan pesawat Adam Air yang hilang Senin sore.

Rencananya besok pagi pencarian akan dilanjutkan secara acak yakni tak hanya terkonsentrasi pada titik koordinat yang diduga sebagai lokasi jatuhnya pesawat. Pencarian akan dibantu pula oleh dua pesawat Fokker 50 milik AU Singapura yang telah mendarat di Bandar Udara Hasanuddin, Makassar, Sulsel. Pesawat dilengkapi peralatan infra merah sehingga mampu mendeteksi posisi pesawat di laut dan daratan dengan membawa 27 personel.

Regu penolong gabungan TNI, Polri, dan Palang Merah Majene sejak pagi hingga siang tadi juga telah menyusuri Pantai Banggae hingga Pamboang. Lima kapal motor nelayan yang digunakan juga terpaksa menghentikan pencarian karena cuaca buruk yang melanda sekitar pantai. Besok pagi pencarian besar-besaran akan kembali dilakukan dengan melibatkan puluhan kapal motor nelayan.

Sementara untuk menampung para korban pesawat Adam Air, posko Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) menyiapkan 120 peti jenazah. Peti yang telah disiapkan sejak kemarin itu saat ini tersimpan dalam hanggar Skuadron 11 Pangkalan Udara Hasanudin.

Keluarga korban penumpang Adam Air juga masih bertahan di Posko Informasi Adam Air di sejumlah bandar udara [baca: Keluarga Korban Adam Air Bertahan di Makassar]. Di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, mereka tetap setia menunggu setiap kabar tentang keluarga mereka yang masih belum diketahui nasibnya.

Mereka juga terus berkomunikasi dengan anggota keluarga di rumah, memanfaatkan pelayanan telepon gratis yang disediakan di bandara. Misalnya Olce Kawengian, adik kandung Jose Kawengan yang menumpang Adam Air bersama istri dan anaknya. Perempuan ini berusaha menenangkan orang tuanya yang berada di kampung yang selalu menanyakan nasib Jose sekeluarga.

Di Makassar, pihak Adam Air diminta memberikan informasi tertulis dan selalu diperbarui tentang perkembangan pencarian pesawat jenis Boeing 737-400 sehingga bisa segera diketahui keluarga penumpang. Memang informasi di posko tidak banyak diperoleh anggota keluarga penumpang karena terbatasnya pasokan data dari lapangan.

Hingga kini sejumlah anggota keluarga masih berharap kerabat mereka selamat. Tak urung ketidakpastian kondisi pesawat Adam Air ini membuat panik dan stres keluarga Gunadi di Semarang, Jawa Tengah, salah seorang penumpang pesawat nahas itu. Pasalnya, empat anggota keluarga Gunadi menumpang pesawat nahas itu.

Keluarga Gunadi juga menyesalkan sikap manajemen pesawat yang tidak memberikan respons maupun informasi kepada keluarga korban. Jika dalam 1 x 24 jam tidak ada kepastian informasi, maka pihak keluarga Gunadi akan memperhitungkan tindakan hukum kepada jajaran terkait.(MAK/Tim Liputan 6 SCTV)

    Video Terkini