Liputan6.com, Pangkalpinang: Pesawat Boeing 737-300 milik Batavia Air yang mengalami patah sumbu roda depan hingga kini masih terpakir di Bandar Udara Depati Amir, Pangkalpinang, Kepulauan Riau, Senin (8/1). Belum ada tanda-tanda pesawat yang mengangkut 139 orang dewasa, tiga bayi, dan enam awak, ini akan diperbaiki. Perbaikan pesawat tidak optimal lantaran belum ada suku cadang [baca: Pesawat Batavia Air Masih Diperbaiki].
Sumbu roda depan patah saat pesawat yang dikemudikan pilot Irvan Fikri bergerak menuju landasan pacu Bandara Depati. Tiba-tiba terdengar suara keras kemudian pesawat oleng. Penumpang panik [baca: Roda Batavia Air Patah].
Pesawat lalu putar haluan dan kembali ke apron walau dengan perlahan. Untuk mengangkut penumpang, pihak Batavia Air menyediakan pesawat pengganti jenis Boeing 737-200 yang didatangkan pada pukul 21.30 WIB. Tapi, hanya 101 penumpang yang melanjutkan penerbangannya dengan pesawat pengganti itu. Sedangkan 39 orang sisanya memutuskan membatalkan keberangkatan.
Manajemen Batavia Air membenarkan kejadian ini. Pesawat itu berencana terbang ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, pukul 16.30 WIB. Batavia Air menyebut pesawat itu memiliki lebih dari 10 ribu jam terbang dengan lebih dari 9.000 siklus mendarat atau landing cycles.
Pemeriksaan menyeluruh terhadap pesawat Boeing 737-300 terakhir kali dilakukan pada 2002. Padahal pemeriksaan menyeluruh untuk bagian roda depan (nose landing gear) dilakukan setelah 29 ribu jam terbang atau lebih dari 20 ribu landing cycle.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)
Sumbu roda depan patah saat pesawat yang dikemudikan pilot Irvan Fikri bergerak menuju landasan pacu Bandara Depati. Tiba-tiba terdengar suara keras kemudian pesawat oleng. Penumpang panik [baca: Roda Batavia Air Patah].
Pesawat lalu putar haluan dan kembali ke apron walau dengan perlahan. Untuk mengangkut penumpang, pihak Batavia Air menyediakan pesawat pengganti jenis Boeing 737-200 yang didatangkan pada pukul 21.30 WIB. Tapi, hanya 101 penumpang yang melanjutkan penerbangannya dengan pesawat pengganti itu. Sedangkan 39 orang sisanya memutuskan membatalkan keberangkatan.
Manajemen Batavia Air membenarkan kejadian ini. Pesawat itu berencana terbang ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, pukul 16.30 WIB. Batavia Air menyebut pesawat itu memiliki lebih dari 10 ribu jam terbang dengan lebih dari 9.000 siklus mendarat atau landing cycles.
Pemeriksaan menyeluruh terhadap pesawat Boeing 737-300 terakhir kali dilakukan pada 2002. Padahal pemeriksaan menyeluruh untuk bagian roda depan (nose landing gear) dilakukan setelah 29 ribu jam terbang atau lebih dari 20 ribu landing cycle.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)