Liputan6.com, Surabaya: Para keluarga penumpang Kapal Motor Senopati Nusantara yang tenggelam di Pulau Mandalika, Jepara, Jawa Tengah, akhir Desember silam, masih berharap keluarganya dapat ditemukan. Menurut rencana, Selasa (9/1), pukul 14.00 WIB, kapal perang KRI Hiu tiba di Pelabuhan Tanjungperak Surabaya, Jawa Timur, membawa tiga jenazah yang ditemukan di perairan Pulau Kangean, Jatim.
Tiga jenazah yang dibawa KRI Hiu ditemukan terapung, kemarin [baca: Lagi, Enam Korban Feri Tri Star Ditemukan]. Satu jasad adalah Maksum, asal Kudus, Jateng, yang sempat dikebumikan di pemakaman umum Desa Aeng Tau, Arjasa, Kangean.
Saat ini, puluhan keluarga penumpang Kapal Senopati yang bangkainya belum ditemukan hanya bisa pasrah menanti Tim SAR menemukan keluarga masing-masing. Setiap kali kapal TNI Angkatan Laut merapat di dermaga, para keluarga berharap cemas mendapatkan informasi tentang korban yang ditemukan entah selamat atau tinggal nama.
Ridwan, keluarga korban, mengeluhkan jatah makan dan minum dari PT Prima Viesta yang begitu minim. Saat ini, pengelola Kapal Senopati itu menyerahkan urusan konsumsi ke pihak Detasemen Terminal II TNI AL. Siang ini, pihak keluarga akan membacakan pernyataan sikap tentang evakuasi korban yang terjebak dalam kapal yang tenggelam.
Di tempat terpisah, dua jenazah korban Kapal Tristar I yang tenggelam di Selat Bangka akhir Desember silam, teridentifikasi dari kartu tanda penduduk dan kartu telepon seluler. Jasad itu dikenali sebagai Ramidi, warga Buay, Madang Timur, Oku Timur, serta Reni Efilia warga Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Kedua korban tewas langsung dibawa pulang keluarganya.
Kemarin, Tim SAR menemukan lagi enam jenazah korban Kapal Tristar. Dengan demikian, jenazah yang ada di Rumah Sakit Umum Muhamad Husni Palembang, Sumatra Selatan, kemarin, berjumlah delapan atau total korban tewas mencapai 11 orang. Dua jenazah di antaranya adalah Ramidi dan Reni. Sedangkan kondisi enam jenazah lain sudah membusuk sehingga sulit dikenali. Ditambah lagi, tidak ada kartu identitas di tubuh mereka.
Hari ini, Tim SAR melanjutkan pencarian 16 korban dan bangkai kapal yang belum ditemukan. Sebanyak 31 orang selamat dari musibah di penghujung 2006 ini.(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)
Tiga jenazah yang dibawa KRI Hiu ditemukan terapung, kemarin [baca: Lagi, Enam Korban Feri Tri Star Ditemukan]. Satu jasad adalah Maksum, asal Kudus, Jateng, yang sempat dikebumikan di pemakaman umum Desa Aeng Tau, Arjasa, Kangean.
Saat ini, puluhan keluarga penumpang Kapal Senopati yang bangkainya belum ditemukan hanya bisa pasrah menanti Tim SAR menemukan keluarga masing-masing. Setiap kali kapal TNI Angkatan Laut merapat di dermaga, para keluarga berharap cemas mendapatkan informasi tentang korban yang ditemukan entah selamat atau tinggal nama.
Ridwan, keluarga korban, mengeluhkan jatah makan dan minum dari PT Prima Viesta yang begitu minim. Saat ini, pengelola Kapal Senopati itu menyerahkan urusan konsumsi ke pihak Detasemen Terminal II TNI AL. Siang ini, pihak keluarga akan membacakan pernyataan sikap tentang evakuasi korban yang terjebak dalam kapal yang tenggelam.
Di tempat terpisah, dua jenazah korban Kapal Tristar I yang tenggelam di Selat Bangka akhir Desember silam, teridentifikasi dari kartu tanda penduduk dan kartu telepon seluler. Jasad itu dikenali sebagai Ramidi, warga Buay, Madang Timur, Oku Timur, serta Reni Efilia warga Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Kedua korban tewas langsung dibawa pulang keluarganya.
Kemarin, Tim SAR menemukan lagi enam jenazah korban Kapal Tristar. Dengan demikian, jenazah yang ada di Rumah Sakit Umum Muhamad Husni Palembang, Sumatra Selatan, kemarin, berjumlah delapan atau total korban tewas mencapai 11 orang. Dua jenazah di antaranya adalah Ramidi dan Reni. Sedangkan kondisi enam jenazah lain sudah membusuk sehingga sulit dikenali. Ditambah lagi, tidak ada kartu identitas di tubuh mereka.
Hari ini, Tim SAR melanjutkan pencarian 16 korban dan bangkai kapal yang belum ditemukan. Sebanyak 31 orang selamat dari musibah di penghujung 2006 ini.(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)