Liputan6.com, Jakarta: Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memindahkan semua rumah potong ayam (RPA) ke luar Jakarta menimbulkan keresahan di kalangan pengusaha RPA. Sarono, misalnya, pengelola RPA di Kawasan Kemandoran Pluis, Palmerah, Jakarta Barat, yang dijumpai SCTV, belum lama ini, mengaku terusik.
Menurut Sarono, di daerahnya terdapat tujuh RPA yang berada di pemukiman padat penduduk. Sudah puluhan tahun mereka berusaha di Kawasan Kemandoran. Wilayah ini dianggap sudah tepat lantaran dekat Pasar Palmerah, termasuk konsumen.
Para pengelola RPA menjamin ayam yang dijual selama ini kondisinya sehat karena sudah mendapat sertifikat kesehatan dari Dinas Peternakan tempat asal unggas. Ditambah lagi telah melewati beberapa pos pengawasan unggas saat dikirim ke Jakarta.
Selain rencana pemindahan RPA ke pinggiran Kota Jakarta, maraknya kasus flu burung yang terjadi dalam dua pekan terakhir juga meresahkan mereka sebab berimbas pada omzet penjualan. Sebelumnya, seorang pengelola RPA biasanya bisa menjual Rp 1.500 ekor ayam. Namun, kini hanya mampu menjual 700 ekor.
Sementara itu, untuk melokalisir penyebaran virus flu burung, Pemrov DKI Jakarta hari ini akan memusnahkan unggas milik warga di pemukiman rukun warga (RW) dua dan RW 12, Kelurahan Pisangan Timur, Jakarta Timur. Sejauh ini, para warga telah menyerahkan lebih dari 700 unggas ke kantor kelurahan setempat secara sukarela. Mereka mengaku takut tertular virus mematikan itu. Hal ini mengingat wilayah Pisangan Timur pernah terjangkit flu burung pada 2006 [baca: Lima Kelurahan di Jakarta Waspada Flu Burung].
Larangan memelihara unggas di wilayah Ibu Kota mulai berlaku 18 januari 2007. Namun aturan ini tak berlaku untuk semua jenis unggas. Unggas jenis burung kicau tetap boleh dipelihara setelahmendapat sertifikat kesehatan hewan dari Disnak setempat. Tentu saja dengan tetap memelihara kebersihan lingkungannya [baca: Bulan Depan Warga Jakarta Dilarang Memelihara Unggas].
Di Bekasi, Jawa Barat, petugas Dinas Kesehatan Masyarakat Veteriner terus menggelar upaya preventif terhadap penyebaran virus flu burung dengan menyisir wilayah yang ditemukan banyak unggas mati mendadak. Di kawasan Marga Jaya, petugas sempat memberikan penyuluhan tentang kebersihan hewan dan kandangnya serta melakukan vaksinasi unggas. Sejak 2005, 18 warga bekasi menjadi pasien flu burung dan enam di antaranya meninggal.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)
Menurut Sarono, di daerahnya terdapat tujuh RPA yang berada di pemukiman padat penduduk. Sudah puluhan tahun mereka berusaha di Kawasan Kemandoran. Wilayah ini dianggap sudah tepat lantaran dekat Pasar Palmerah, termasuk konsumen.
Para pengelola RPA menjamin ayam yang dijual selama ini kondisinya sehat karena sudah mendapat sertifikat kesehatan dari Dinas Peternakan tempat asal unggas. Ditambah lagi telah melewati beberapa pos pengawasan unggas saat dikirim ke Jakarta.
Selain rencana pemindahan RPA ke pinggiran Kota Jakarta, maraknya kasus flu burung yang terjadi dalam dua pekan terakhir juga meresahkan mereka sebab berimbas pada omzet penjualan. Sebelumnya, seorang pengelola RPA biasanya bisa menjual Rp 1.500 ekor ayam. Namun, kini hanya mampu menjual 700 ekor.
Sementara itu, untuk melokalisir penyebaran virus flu burung, Pemrov DKI Jakarta hari ini akan memusnahkan unggas milik warga di pemukiman rukun warga (RW) dua dan RW 12, Kelurahan Pisangan Timur, Jakarta Timur. Sejauh ini, para warga telah menyerahkan lebih dari 700 unggas ke kantor kelurahan setempat secara sukarela. Mereka mengaku takut tertular virus mematikan itu. Hal ini mengingat wilayah Pisangan Timur pernah terjangkit flu burung pada 2006 [baca: Lima Kelurahan di Jakarta Waspada Flu Burung].
Larangan memelihara unggas di wilayah Ibu Kota mulai berlaku 18 januari 2007. Namun aturan ini tak berlaku untuk semua jenis unggas. Unggas jenis burung kicau tetap boleh dipelihara setelahmendapat sertifikat kesehatan hewan dari Disnak setempat. Tentu saja dengan tetap memelihara kebersihan lingkungannya [baca: Bulan Depan Warga Jakarta Dilarang Memelihara Unggas].
Di Bekasi, Jawa Barat, petugas Dinas Kesehatan Masyarakat Veteriner terus menggelar upaya preventif terhadap penyebaran virus flu burung dengan menyisir wilayah yang ditemukan banyak unggas mati mendadak. Di kawasan Marga Jaya, petugas sempat memberikan penyuluhan tentang kebersihan hewan dan kandangnya serta melakukan vaksinasi unggas. Sejak 2005, 18 warga bekasi menjadi pasien flu burung dan enam di antaranya meninggal.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)