Sukses

Pasien Dugaan Flu Burung di Bandung Bertambah

Seorang warga Cipatat, Kabupaten Bandung, dibawa ke RS Hasan Sadikin. Sebaliknya, dua pasien dugaan flu burung lainnya diizinkan pulang karena dipastikan negatif flu burung. Flu burung pun mewabah di Korea Selatan.

Liputan6.com, Bandung: Pasien dugaan flu burung di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat, terus bertambah. Sabtu (20/1) dini hari, Cucu Suarsih, dimasukkan ke ruang perawatan khusus pasien flu burung. Sebaliknya, dua pasien dugaan flu burung lainnya diizinkan pulang karena dipastikan negatif flu burung.

Cucu Suarsih, wanita 48 tahun warga Desa Mandalawangi, Cipatat, Kabupaten Bandung dibawa ke RS Hasan Sadikin karena tak kunjung membaik meski sudah berobat di Pusat Kesehatan Masyarakat Cipatat. Dia menderita demam tinggi disertai batuk dan sesak napas.

Pihak keluarga khawatir Cucu terkena flu burung karena selain menunjukkan gejala klinis penyakit itu. Ia jatuh sakit setelah puluhan ekor ayamnya mati mendadak.

Sementara itu, dua pasien yang sempat diduga terkena flu burung, Hilal dan Juyana, diizinkan meninggalkan RS Hasan Sadikin. Keduanya boleh pulang karena dipastikan negatif terinfeksi flu burung.

Namun hingga kemarin petang, jumlah pasien di ruang isolasi Flamboyan RSHS masih berjumlah enam. Empat orang dinyatakan negatif flu burung, sedangkan status dua pasien lainnya baru tahap pemeriksaan sampel darah.

Di Jambi, kemarin, lebih dari 110 ekor ayam dimusnahkan. Ini setelah dipastikan ada sejumlah ayam yang positif terjangkit flu burung. Pemusnahan digelar di kawasan Pematang Sulur, Kota Jambi, dengan cara dibakar. Di wilayah ini, sebelumnya, puluhan ekor ayam dipastikan terkena flu burung.

Warga yang ayamnya dimusnahkan tidak mendapat ganti rugi. Ini lantaran Pemerintah Kota Jambi belum menganggarkan dana untuk pemusnahan ternak di permukiman penduduk. Namun, pemusnahan tetap dilakukan untuk mencegah penularan virus avian influenza. Kendati ratusan ayam telah dinyatakan positif flu burung, sejauh ini belum ada laporan penularan virus flu burung pada manusia di Jambi.

Sementara di Jayapura, Papua, ancaman virus flu burung membuat sejumlah peternak resah. Bahkan, sebagian dari mereka memilih menghentikan usahanya. Demus, misalnya. Sejak merebaknya isu flu burung pada dua pekan silam, peternak ayam di kawasan Entrop, Jayapura, itu telah mengosongkan kandangnya yang berkapasitas 3.000 ekor. Ia terpaksa menghentikan sementara waktu usaha ayam potong yang telah dijalankannya bertahun-tahun. Demus baru akan kembali menghidupkan usahanya bila isu flu burung sudah tidak ada lagi.

Lain Demus, lain pula Yuli. Walau tak sampai menutup usahanya, peternak ayam di Abepura itu telah mengurangi jumlah ternak ayamnya. Bila sebelumnya di kandang ada sekitar 10.000 ekor, kini hanya terisi seperempatnya.

Provinsi Papua memang belum terjangkit flu burung. Namun untuk mencegah penyebaran virus flu burung, pemerintah setempat telah melarang masuknya unggas, telur, dan daging dari daerah yang tertular virus flu burung seperti Pulau Jawa dan Sulawesi [baca: Sembilan Provinsi Setuju Larangan Memelihara Unggas].

Flu burung tak hanya mewabah di Indonesia. Virus mematikan ini juga menyebar di Jepang dan Korea Selatan. Di Korsel, flu burung ditemukan di sebuah peternakan ayam di Cheonan.

Kini, Kementerian Pertanian di Negeri Ginseng itu sedang menyusun langkah mengantisipasi penyebaran virus avian influenza. Antara lain melalui pemusnahan 273 ribu unggas dalam radius 500 meter dari lokasi ditemukannya virus mematikan itu.

Selain memusnahkan unggas secara massal, petugas dari Kementerian Pertanian juga akan menghancurkan telur di radius tersebut. Temuan hewan terjangkit virus AI subtipe H5N1 belum lama ini menjadi kasus kelima semenjak wabah flu burung ditemukan, November tahun silam.

Kementerian Pertanian Korsel juga melansir, virus H5N1 telah bermutasi dan menjangkiti seorang pekerja peternakan. Hanya saja, tubuh pekerja itu tidak menunjukkan gejala apa pun karena mampu menghasilkan kekebalan tubuh secara alami.

Pemerintah Korsel sudah memusnahkan sedikitnya 5,3 juta unggas sejak tahun 2003. Sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) melansir, sejak ditemukannya kasus penyebaran flu burung pada manusia, jumlah korban jiwa mencapai 161 orang. Dan ini terus berpotensi menyebar ke berbagai penjuru dunia.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)

    Video Terkini