Liputan6.com, Jakarta: Sebanyak enam dari 11 mesin penyaring sampah di Stasiun Pompa Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (5/2), dihidupkan selama 24 jam untuk mempercepat penyaluran air banjir ke laut. Namun akibat adanya lima mesin yang rusak, pembuangan air banjir terhambat. Ini membuat para petugas terpaksa harus membersihkan sampah secara manual.
Mereka juga menyelam tanpa alat pengaman untuk memunguti sampah yang tergenang satu per satu agar sampah itu tidak menyumbat penyaluran air banjir ke laut. Meskipun berisiko, pekerjaan ini tetap dilakukan mereka agar semua air banjir Jakarta yang bermuara ke stasiun pompa itu dapat dibuang ke laut secara cepat [baca: Ribuan Warga Jakarta Masih Mengungsi].
Berdasarkan pantauan SCTV, banjir yang melanda Ibu Kota tak menggenangi kawasan perumahan elite di Pantai Mutiara dan Pluit. Ini terjadi akibat masyarakat setempat telah menggunakan mesin pompa sehingga air yang menggenang di permukiman dapat segera dibuang ke laut. Antisipasi penanggulangan banjir di lingkungan elite itu dilakukan tanpa bantuan pemerintah.(ZIZ/Tim Liputan 6 SCTV)
Mereka juga menyelam tanpa alat pengaman untuk memunguti sampah yang tergenang satu per satu agar sampah itu tidak menyumbat penyaluran air banjir ke laut. Meskipun berisiko, pekerjaan ini tetap dilakukan mereka agar semua air banjir Jakarta yang bermuara ke stasiun pompa itu dapat dibuang ke laut secara cepat [baca: Ribuan Warga Jakarta Masih Mengungsi].
Berdasarkan pantauan SCTV, banjir yang melanda Ibu Kota tak menggenangi kawasan perumahan elite di Pantai Mutiara dan Pluit. Ini terjadi akibat masyarakat setempat telah menggunakan mesin pompa sehingga air yang menggenang di permukiman dapat segera dibuang ke laut. Antisipasi penanggulangan banjir di lingkungan elite itu dilakukan tanpa bantuan pemerintah.(ZIZ/Tim Liputan 6 SCTV)