Sukses

Korban Tewas di Bekasi Mencapai Sepuluh Orang

Banjir di kota dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menelan sepuluh korban jiwa. Sedangkan di Ciawi, Jabar, dua orang tewas tertimbun longsor yang terjadi setelah hujan lebat turun.

Liputan6.com, Bekasi: Banjir yang melanda kota dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menewaskan sekurangnya sepuluh orang. Air bah juga memaksa ribuan orang mengungsi di berbagai penampungan, termasuk sekolah dan tepi-tepi jalan. Demikian pemantauan SCTV hingga Selasa (6/2) malam [baca: Depok, Tangerang, dan Bekasi Pun Terendam].

Sebagian besar korban yang meninggal dunia karena terseret arus air. Rizki, 14 tahun, misalnya. Ia tewas karena tenggelam terbawa arus Kali Molek di kawasan Jatiwaringin, Pondok Gede. Ada juga korban yang meninggal di pengungsian karena sakit.

Saat ini ribuan korban banjir masih mengungsi di berbagai lokasi. Antara lain gedung sekolah, pinggiran sungai atau di tepi jalan. Mereka menunggu surutnya air yang merendam rumah masing-masing. Hanya saja, sebagian pengungsi mulai mengeluh sakit, seperti diare dan gatal-gatal.

Di wilayah itu, sedikitnya 23 kecamatan terendam banjir termasuk Kecamatan Pebayuran. Ribuan warga dari 20 desa di puluhan kecamatan itu mengungsi ke posko atau mendirikan tenda di atas tanggul.

Sementara di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, hujan deras memicu terjadinya longsor di Kampung Cibalong. Sebuah pondok pesantren dan lima rumah warga hancur akibat tertimbun longsor dari tebing setinggi 100 meter. Dalam musibah ini, dua warga tewas tertimbun tanah, sedangkan seorang santri terluka parah di kepala. Kini, korban masih koma dan dirawat di Rumah Sakit Islam, Bogor.

Bencana alam seperti banjir memang sedang menerpa banyak daerah di Tanah Air. Dan sebagai wujud kepedulian, tim Pundi Amal kembali menyalurkan bantuan dari pemirsa SCTV buat korban banjir. Kali ini bantuan berupa makanan dan obat-obatan diserahkan kepada para pengungsi korban banjir di wilayah Babelan, Bekasi, Jabar.

Bantuan yang diberikan tim Pundi Amal ini diterima langsung Kepala Dusun Babelan Sri Mukti. Sejumlah paket berisi makanan instan dan obat-obatan langsung dibagikan kepada warga yang membutuhkan.

Air bah yang merendam desa tersebut selama seminggu terakhir merupakan banjir terparah sejak banjir tahun 2002. Adapun ketinggian air pada saat puncak banjir kali ini mencapai dua meter. Ada sekitar 3.000 warga desa ini menjadi korban banjir. Sebagian warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Namun, ada beberapa warga yang bertahan di tenda darurat. Pad5ahal, tiada lagi rumah yang tenggelam, hanya persawahan yang masih digenangi air.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)

    Video Terkini