Selain menggenangi jalan, luapan air Sungai Sunter juga merendam rumah warga. Ketinggian air masih setinggi 80 sentimeter, bahkan di beberapa titik mencapai 1,5 meter. Hingga kini sebagian warga tetap bertahan di lantai dua rumah mereka, kendati dengan kondisi sangat terbatas. Mereka mengaku kesulitan mendapat air bersih dan kebutuhan mandi, cuci, kakus (MCK). Sementara listrik hingga malam ini belum juga menyala [baca: Jakarta Masih Terendam].
Di Jalan Tol Tanjungpriok-Cawang, arus lalu lintas mengalami kemacetan di sekitar kilometer 11 Kelapa Gading. Hal ini diakibatkan sebagian badan jalan digunakan untuk memarkir mobil dan sepeda motor para korban banjir.
Sementara di Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) Raya, Jakarta Timur, dua granat gas air mata ditemukan warga saat membersihkan genangan lumpur serta tumpukan sampah sisa banjir. Kedua granat itu pertama kali didapati di halaman musala Asrama Polisi Bidaracina. Granat sempat dimainkan anak-anak asrama dan akhirnya diletakkan di atas pembatas Jalan Otista. Polisi segera mengamankan kedua granat tersebut ke Kepolisian Sektor Jatinegara.
Advertisement
Hingga hari keenam, data Kepolisian Daerah Metro Jaya mencatat korban banjir yang meninggal mencapai 44 orang [baca: Aburizal Bakrie: Media Membesar-besarkan soal Banjir].(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)