Meski coba disamarkan, tetap saja jejak bekas insiden masih tampak jelas di badan pesawat bernomor penerbangan KI 172 itu. Badan burung besi tampak retak. Plastik putih yang menutupi retakan tak cukup cantik menyembunyikan rekahan.
Sejauh ini manajemen Adam Air belum memberikan keterangan seputar pengecatan badan pesawat. Yang pasti, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) segera menyelidiki penyebab insiden tersebut [baca: Pesawat Adam Air Tergelincir].
Beberapa penumpang Adam Air KI 172 mengisahkan terjadi guncangan sangat keras saat ban pesawat menyentuh landasan di tengah hujan lebat. Rusdi, seorang penumpang, mengatakan sebelumnya pesawat yang dipiloti Ditha juga sempat oleng.
Advertisement
Pesawat hard landing di Bandara Juanda, kemarin sekitar pukul 16.24 WIB. Menurut ensiklopedia penerbangan, hard landing adalah cara mendaratkan pesawat yang sedikit ditekan atau dientakkan ke landasan. Tujuannya agar kembang ban pesawat bisa mencengkeram landasan.
Apapun istilahnya, yang terang calon penumpang mengaku takut dan tidak mau menggunakan pesawat Adam Air. Beberapa calon penumpang di Bandara Juanda bahkan ada yang mengembalikan tiket dan mengalihkan ke penerbangan lain.
Demikian halnya calon penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Jakarta Pusat. Mereka enggan menggunakan pesawat Adam Air dengan alasan keselamatan.
Di kesempatan terpisah, pagi tadi, manajemen Adam Air di Surabaya menyerahkan santunan buat empat dari 96 keluarga korban penumpang pesawat Adam Air yang hilang dalam penerbangan Surabaya-Manado, 1 Januari silam. Masing-masing ahli waris korban mendapatkan santunan sebesar Rp 828 juta. Santunan diberikan di kantor sebuah bank swasta di Jalan Pemuda Surabaya.
Namun penyerahan santunan berlangsung tertutup. Wartawan tak diizinkan meliput. Distrik Manager Adam Air Surabaya Natalia Budiharjo enggan berkomentar soal pemberian santunan ini. Dia hanya memberikan siaran pers yang ternyata berisi klarifikasi soal penghentian sementara pengoperasian pesawat Boeing 737-300 milik Adam Air oleh Departemen Perhubungan.(ICH/Tim Liputan 6 SCTV)