Liputan6.com, Jakarta: Memasuki hari keempat, Senin (28/5), peserta Konferensi Tingkat Tinggi G-15 mengagendakan pembahasan beberapa masalah. Satu di antaranya adalah menyempurnakan naskah Deklarasi Jakarta yang akan diserahkan dalam pertemuan tingkat kepala negara, 30 Mei mendatang.
Menurut pantauan SCTV, dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Malaysia Sayid Hamid Albar sempat mengusulkan membentuk badan yang khusus membahas mengenai pengupayakan stabilitas keuangan internasional. Krisis keuangan yang terjadi sekarang ini dinilai mengganggu proses pembangunan negara-negara berkembang. Oleh karena itu, krisis keuangan harus dapat dicegah dan dihindari. Para peserta tampaknya menyetujui usulan dari Menlu Negeri Jiran tersebut.
Dalam pidato pembukaan, Menlu Indonesia Alwi Shihab mengharapkan KTT G-15 dapat mengupayakan suatu strategi untuk mengurangi kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang, terutama dalam informasi teknologi. Selain itu, para peserta KTT G-15 meminta kepada negara-negara maju dapat mengurangi kesenjangan tersebut dengan cara membantu negara-negara berkembang dalam bidang tersebut.
Selain itu, KTT G-15 juga mengagendakan pertukaran pandangan mengenai perekonomian global, termasuk tantangan dalam memanfaatkan era digital. Diagendakan pula kerja sama bilateral di antara negara-negara anggota G-15. Pertemuan hari keempat ini dihadiri sembilan menteri luar negeri, antara lain Malaysia, Nigeria, Jamaika, dan Argentina.(ORS/Indy Rahmawati)
Menurut pantauan SCTV, dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Malaysia Sayid Hamid Albar sempat mengusulkan membentuk badan yang khusus membahas mengenai pengupayakan stabilitas keuangan internasional. Krisis keuangan yang terjadi sekarang ini dinilai mengganggu proses pembangunan negara-negara berkembang. Oleh karena itu, krisis keuangan harus dapat dicegah dan dihindari. Para peserta tampaknya menyetujui usulan dari Menlu Negeri Jiran tersebut.
Dalam pidato pembukaan, Menlu Indonesia Alwi Shihab mengharapkan KTT G-15 dapat mengupayakan suatu strategi untuk mengurangi kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang, terutama dalam informasi teknologi. Selain itu, para peserta KTT G-15 meminta kepada negara-negara maju dapat mengurangi kesenjangan tersebut dengan cara membantu negara-negara berkembang dalam bidang tersebut.
Selain itu, KTT G-15 juga mengagendakan pertukaran pandangan mengenai perekonomian global, termasuk tantangan dalam memanfaatkan era digital. Diagendakan pula kerja sama bilateral di antara negara-negara anggota G-15. Pertemuan hari keempat ini dihadiri sembilan menteri luar negeri, antara lain Malaysia, Nigeria, Jamaika, dan Argentina.(ORS/Indy Rahmawati)