Sebenarnya, upaya penarikan kapal jenis roll on-roll off (roro) yang terbakar di Laut Jawa pada Kamis silam itu menuju areal Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta Utara, berlangsung sejak Sabtu kemarin. Namun berdasarkan pantauan udara, proses penarikan kapal itu berlangsung lambat. Selain cuaca kurang mendukung, Kapal Levina cukup sulit dikendalikan karena kondisinya sudah hangus dan labil [baca: Penarikan KM Levina Lamban].
Dengan menggunakan tambang khusus, kapal penumpang jurusan Jakarta-Pangkalan Balam, Bangka Belitung itu ditarik tug boat Jayakarta III. Dalam proses ini, terlihat Kapal Republik Indonesia (KRI) Kobra dan KRI Viper yang mengawal mulai dari lokasi kecelakaan kapal tersebut.
Adapun jarak antara lokasi kapal dan areal Pelabuhan Tanjungpriok sekitar sepuluh mil. Semula diperkirakan perlu waktu tiga jam atau sore hari Kapal Levina I tiba di Tanjungpriok. Akan tetapi faktanya, lantaran cuaca buruk dan ombak tinggi menyebabkan Kapal Levina baru Sabtu malam tiba di perairan Gembong, Bekasi.
Advertisement
Siang ini, tim Polair Polda Metro Jaya dan KNKT merapat ke bangkai kapal. Mereka akan memeriksa kondisi kapal. Namun, pemeriksaan itu agaknya tak bisa optimal. Ini karena diduga masih ada titik api di bangkai kapal. Selain melakukan olah tempat kejadian perkara, polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi tambahan.
Saat ini baru nakhoda Kapal Levina dan mualim satu yang menjadi tersangka dengan tuduhan kelalaian yang menyebabkan kebakaran dan meninggalnya banyak penumpang Levina. Ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara pun menanti mereka [baca: Nakhoda dan Mualim Satu Levina Resmi Tersangka].
Kontributor SCTV Muhabar melaporkan, hingga pukul 12.00 WIB, pemeriksaan kapal belum optimal. Soalnya, air di sekitar 20 meter dari bangkai Kapal Levina masih terasa panas. Ini menandakan api di kapal itu belum benar-benar padam. Bahkan, di beberapa sudut kapal tampak asap mengepul.
Kontributor SCTV Muhabar melaporkan, hingga pukul 12.00 WIB, pemeriksaan kapal belum optimal. Soalnya, air di sekitar 20 meter dari bangkai Kapal Levina masih terasa panas. Ini menandakan api di kapal itu belum benar-benar padam. Bahkan, di beberapa sudut kapal tampak asap mengepul.
Sementara itu, tim Search and Rescue (SAR) baru saja menemukan jasad 21 penumpang Kapal Levina. Dengan ditemukannya 21 jenazah tersebut, total penumpang KMP Levina I yang meninggal dunia sudah mencapai 41 orang. Padahal sebelumnya dinyatakan hanya ada 17 korban yang belum ditemukan [baca: Pencarian Belasan Penumpang Levina I Berlanjut]. Ini menandakan simpang-siurnya jumlah penumpang Levina. Diduga, kapal milik PT Praga Jaya tersebut mengangkut penumpang melebihi kapasitas atau tak sesuai manifes, demi mengejar untung semata.
Ketidakjelasan data itu jelas membuat keluarga korban kelimpungan. Upik, misalnya. Wanita yang sedang mencari anaknya tak kuasa menahan tangis tatkala sang putra belum ketahuan rimbanya. Dia menduga jenazah yang datang adalah Lukman Hakim yang dicarinya. Ternyata dugaan Upik meleset, jenazah yang datang bukanlah anaknya. Upik pun pingsan.
Upik hanyalah satu dari ratusan keluarga korban yang tidak mendapat kejelasan tentang nasib penumpang Kapal Levina I. Dan sejauh ini, pihak keluarga masih melaporkan sejumlah korban lagi yang belum ditemukan. Yang membingungkan, beberapa keluarga korban itu merasa memiliki tiket, tapi justru tak terdaftar dalam manifes penumpang.
Sejumlah keluarga korban yang masih menanti, akhirnya memasang foto dan keterangan diri yang ditempel di papan-papan pengumuman. Mereka berharap nasib anggota keluarganya segera diketahui, hidup ataupun mati.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)