Sukses

Guntur Berusaha Menyelamatkan Kamera

Mochammad Guntur diduga tenggelam karena tak bisa berenang dan berusaha menyelamatkan kamera saat menggapai tali penyelamat. Hingga kini, Guntur dan dua polisi masih dalam pencarian.

Liputan6.com, Jakarta: Juru kamera SCTV Mochammad Guntur Syaifullah diduga tenggelam karena tak bisa berenang. Korban juga berusaha menyelamatkan kamera saat berusaha menggapai tali yang dilempar kapal penyelamat. "Dia [Guntur] masih pegang kamera," ujar wartawan Indosiar Gusti Oka Sucahya kepada SCTV di Rumah Sakit Port Medical Center, Tanjungpriok, Jakarta Utara, Ahad (25/2) petang.

Gusti berada di dekat Guntur saat bangkai Kapal Motor Levina I tenggelam di perairan Muara Gembong, perbatasan Bekasi-Karawang, Jawa Barat. Sambil terisak, Guntur menceritakan bahwa dirinya dan Guntur meloncat dari dek saat Levina mulai miring. Keduanya berpegangan di dekat baling-baling Levina I. "Tolongin gua, tolongin gua. Gua gak bisa berenang," ucap Gusti menirukan suara Guntur.

Saat itu, Guntur berpegangan ke pinggang Gusti. Sementara sebelah tangannya masih memegang erat kamera. Guntur tak menurut kala Gusti memintanya membuang kamera tersebut. Guntur akhirnya menghilang saat berusaha menggapai tali yang dilempar dari kapal penyelamat. "Mungkin kamera masih dipegang dan dia tak bisa berenang," tambah Gusti.

Gusti selamat setelah ditarik kapal penyelamat. Namun, Guntur menghilang di laut lepas. "Saya masih melihat tangan dia [Guntur] berusaha menggapai tangan saya," ungkap Gusti dengan tersedu. Kapal penyelamat tak bisa lagi mendekat ke lokasi terakhir Guntur khawatir terkena baling-baling Levina I.

Menurut reporter SCTV Agus Faisal Karim, dirinya dan Guntur masuk ke lambung Levina sekitar pukul 12.30 WIB. Kapal mulai miring saat para wartawan, polisi, dan tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi berada di dek lantai tiga. Kapal patroli yang mendampingi memperingatkan untuk segera meninggalkan Levina 1.

Seketika, lambung kiri kapal dipenuhi air. "Kami panik," aku Agus. Satu per satu, tambah Agus, orang-orang melompat dari lambung kanan kapal setinggi 10 meter. Guntur saat itu berada tepat di belakang dirinya. "Saat di laut setelah jatuh [melompat], rekan Gusti dari Indosiar berada persis di samping Mochammad Guntur," tambah Agus. Setelah itu, Agus tak bisa menemukan Guntur.

Hingga kini, juru kamera SCTV Mochammad Guntur masih belum ditemukan. Pencarian Guntur dan dua polisi yakni Ajun Komisaris Besar Polisi Langgeng Widodo serta Komisaris Polisi Widyantoro hingga kini belum membuahkan hasil. Tim evakuasi yang melibatkan sejumlah kapal menemui kesulitan karena tingginya gelombang dan angin kencang. Pencarian akhirnya sementara dihentikan [baca: Pencarian Kamerawan SCTV Terhalang Cuaca Buruk].

Di mata rekan-rekannya, Guntur adalah pekerja yang tak mengenal lelah. Lelaki kelahiran Metro, Lampung, 11 Maret 1961 ini telah bergabung bersama Liputan 6 SCTV sejak sebelas tahun silam, tepatnya 12 Februari 1996. Sejak menikahi Siti Maemunah pada tahun 1990, Guntur dikarunia dua putri dan satu putra. Mereka adalah Devi Pratami, Ivan Fausta Ramada, dan Isti. Masing-masing duduk di sekolah menengah atas, sekolah dasar, dan taman kanak-kanak. Adapun Guntur dan keluarganya tinggal di Rumah Susun Klender, Blok 44 Lantai II Nomor 7, Duren Sawit, Jakarta Timur.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)