Sukses

Gunung Rajo Masih Mencekam

Warga yang berdiam di Gunung Rajo, Batipuh, Tanah Datar, Sumbar, lokasi pusat gempa tadi siang masih trauma dan memilih tinggal di tenda darurat. Data resmi Posko Satkorlak mencatat korban tewas 68 orang.

Liputan6.com, Tanah Datar: Suasana di Nagari Gunung Rajo, Batipuh, Tanah Datar, Sumatra Barat, hingga Selasa (6/3) malam ini masih mencekam. Di lokasi yang menjadi pusat gempa sekitar pukul 11.00 WIB ini sebagian warga memilih bertahan di tenda-tenda darurat karena khawatir gempa susulan. Mereka mengaku masih trauma dengan guncangan gempa sehingga enggan kembali ke rumah. Apalagi gempa susulan masih terjadi dengan guncangan yang cukup kuat [baca: Ratusan Rumah Hancur di Gunung Rajo].

Sebagian besar bangunan dan rumah warga serta jalan di daerah ini rusak total. Hingga petang tadi baru diketahui satu orang meninggal di kawasan ini. Sedangkan korban luka-luka ada 10 orang. Mereka dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Padang Panjang, sekitar 10 kilometer dari Gunung Rajo. Umumnya korban mengalami luka-luka akibat terhimpit bangunan.

Akibat gempa, jalan raya Padang-Bukittinggi melewati Padang Panjang tidak bisa dilalui menyusul putusnya jalan di Pendakian Silaing. Karena itu, untuk menuju Gunung Rajo yang berjarak 100 kilometer dari Kota Padang harus melewati Kota Solok, yang berjarak sekitar 150 km. Bahkan jalur Padang-Solok ada sekitar 20 titik longsor yang hanya bisa dilewati satu mobil secara bergantian.

Hingga berita ini ditulis, jumlah korban tewas yang tercatat resmi di Posko Satkorlak Sumbar berjumlah 68 orang. Sebelumnya jumlah korban yang meninggal disebut mencapai 70 orang [baca: Korban Gempa Terus Bertambah]. Korban tewas terbanyak di Kabupaten Solok 19 orang, Kota Solok 14 orang, Padang Panjang 10 orang, Bukittinggi sembilan korban, Padang Pariaman tujuh orang, Tanah Datar lima orang, Kota Payakumbuh dua orang serta Kota Padang dan Kabupaten Agam masing-masing satu korban.

Sementara untuk korban luka berat tercatat 161 dan luka ringan 31 orang. Korban yang luka-luka dirawat di sejumlah rumah sakit seperti Rumah Sakit Umum Daerah Achmad Muchtar Bukittinggi 100 orang. Sisa korban lain dirawat di beberapa rumah sakit di Solok, Batusangkar, dan Pariaman.

Kebanyakan korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh, baik rumah maupun di tempat kerja. Jumlah korban dikhawatirkan akan terus bertambah terutama di kawasan yang kini terisolir. Sejauh ini pencarian belum bisa dilakukan secara optimal.

Gempa yang mengguncang Sumbar sekitar 5,8 skala Richter tak hanya terasa di wilayah ini, namun getarannya juga terasa di Riau, Jambi, Bengkulu, Singapura, dan Malaysia.(MAK/Tim Liputan 6 SCTV)