Sukses

Gelang Aborigin, Produk Andalan Perajin Legian

Meski bukan asli produksi Tanah Air, produk gelang suku Aborigin kini menjadi komoditas ekspor perajin asal Legian, Bali. Pemilik usaha ini adalah Abdul Khodir Busyairi yang mampu mengekspor 15 ribu gelang per bulan.

Liputan6.com, Denpasar: Boleh dikatakan gelang khas suku Aborigin kini menjadi produk andalan perajin Tanah Air. Meski bukan asli produksi Tanah Air, produk kerajinan ini telah menjadi komoditas ekspor ke berbagai negara seperti Eropa, Jepang, Singapura, dan tempat asal suku Aborigin di Australia.

Adalah Abdul Khodir Busyairi, sang perajin gelang Aborigin yang menggeluti kerajinan tangan ini di Legian, Bali. Dia memulai usaha ini sejak 1996 silam dengan modal Rp 6 juta. Setelah usahanya berkembang Khodir kini memiliki 40 perajin yang bisa menghasilkan 500 gelang per hari.

Menurut Khodir, proses pembuatan gelang Aborigin tak terlalu sulit. Dengan menggunakan kayu pinus, para pekerjanya lalu membentuk kayu tersebut menjadi gelang dengan diameter enam hingga tujuh sentimeter. Gelang itu kemudian dicat warna-warni ini dan dilukis dengan teknik titik-titik kecil yang membentuk bunga dan binatang. Satu gelang khas suku Aborigin tersebut bisa dibuat selama 30 menit hingga satu jam tergantung besar dan desain gelang.

Khodir mengaku gelang suku Aborigin itu dijual cukup murah yakni berkisar Rp 4.500 hingga Rp 7.500 per buah. Setiap bulannya, Khodir mengatakan bisa mengekspor rata-rata 10 hingga 15 ribu gelang ke berbagai negara di Eropa, Jepang, Singapura hingga ke Australia.(ZIZ/Putu Setiawan)