Sukses

Ratusan Senjata Api Milik Anggota Polri Ditarik

Ratusan senjata api milik anggota Polres Semarang Selatan ditarik terutama milik staf. Setiap polisi akan menjalani tes psikotes untuk memastikan layak atau tidak membawa senpi.

Liputan6.com, Semarang: Ratusan senjata api milik anggota Kepolisian Resor Semarang Selatan, Jawa Tengah, ditarik, Jumat (16/3), menyusul kasus penembakan Ajun Komisaris Besar Polisi Liliek Purwanto, Wakil Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Semarang oleh anak buahnya, Rabu silam. Setiap polisi juga akan menjalani pemeriksaan psikologis untuk memastikan layak atau tidak membawa senjata api.

Ratusan senjata api yang ditarik terutama milik anggota Polri yang berstatus staf, bukan petugas lapangan yang memang diharuskan membawa senjata. Anggota Polri yang telah membawa senjata selama lebih dari satu tahun juga diharuskan mengembalikan senjata api.

Di Polres Madiun, Jawa Timur, puluhan senjata api anggotanya juga ditarik karena masa penggunaan sudah habis dan ada sebagian anggota yang sudah dimutasi di bagian staf. Para anggota polres diizinkan kembali menggunakan senjata jika surat izin sudah diperbarui dan lulus psikotes serta uji keterampilan menembak.

Jajaran Polres Malang, Jatim, ikut menarik senjata api milik 44 anggota. Alasan penarikan, karena si pemegang senpi memiliki masalah pribadi seperti masalah rumah tangga, terjerat pergaulan bebas, dan bertemperamen tinggi. Polres Malang mewajibkan kepada seluruh pemegang senpi untuk mengikuti evaluasi rutin yang akan dilakukan sebulan sekali.

Di Gorontalo, sebanyak 18 senjata api milik anggota polres ditarik. Tujuh senjata lagi akan ditarik setelah anggota kembali dari tugas. Penarikan dilakukan untuk menyeleksi kembali anggota kepolisian yang berhak memegang senjata api.

Kepala Polres Gorontalo Ajun Komisaris Besar Polisi Herwan Chaidir mengatakan akan menerapkan skala prioritas dalam meminjamkan senjata api. Prioritas utama akan diberikan kepada para anggota tim buru sergap yang kesehariannya harus berhadapan dengan pelaku tindak kejahatan.

Sementara itu penyelidikan kasus penembakan Liliek terus dilakukan. Tim gabungan Markas Besar Polri dan Kepolisian Daerah Jateng merekonstruksi peristiwa penembakan. Wartawan tak boleh meliput reka ulang di Markas Polwiltabes Semarang. Namun, seorang anggota tim menyebutkan rekonstruksi bertujuan mengetahui arah peluru yang ditembakkan Brigadir Satu Polisi Martinus Hance Kristianto [baca: Rekonstruksi Pembunuhan Wakapolwiltabes Semarang].

Menurut Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Makbul Padmanegara, banyak faktor yang memicu insiden penembakan itu. Salah satunya adalah faktor kesejahteraan yang hingga saat ini masih menjadi tugas pembenahan internal Polri.

Sedangkan rencana uji psikologi ulang bagi anggota Polri, menurut Makbul, akan diserahkan kepada masing-masing kepala polda untuk bekerja sama dengan kalangan akademisi. Tetapi hingga kini jadwalnya masih belum ditetapkan karena biaya yang dibutuhkan tidak sedikit.(MAK/Tim Liputan 6 SCTV)

    Video Terkini