Liputan6.com, Serang: Elpiji atau bahan bakar gas cair mulai sulit diperoleh di sejumlah daerah. Di Kabupaten Serang, Banten, pasokan elpiji berkurang hingga 70 persen dalam sepekan ini. Para distributor bahkan tidak melayani pembelian eceran untuk keperluan rumah tangga. Mereka hanya mencukupi kebutuhan para agen. Meski pasokan berkurang, harga jual elpiji tidak naik. Harga elpiji tetap Rp 51 ribu per tabung.
Namun di Samarinda, Kalimantan Timur, harga gas cair di tingkat pengecer melambung sampai Rp 60 ribu per tabung dengan ukuran 12 kilogram. Sejumlah agen mengaku heran dengan kenaikan harga di tingkat eceran. Sebab mereka menjual ke pengecer dengan harga normal yakni Rp 53 ribu per tabung.
Kelangkaan elpiji juga dialami warga Bandung, Jawa Barat. Harga elpiji dengan tabung ukuran 12 kilogram menjadi Rp 65 ribu dari Rp 51 ribu [baca: Elpiji Langka di Kota Bandung]. Parahnya lagi, kelangkaan yang diikuti kenaikan harga elpiji pun dialami warga di Bali dan Jakarta.
Penyebab kelangkaan bahan bakar gas ini akibat pasokan dari kilang di Balongan Indramayu, Jabar, terhambat. Pertamina yakin kelangkaan elpiji hari ini tidak akan terjadi lagi. Kalaupun ada, lantaran keterlambatan pengiriman karena banyak gangguan transportasi laut.(DNP/Tim Liputan 6 SCTV)
Namun di Samarinda, Kalimantan Timur, harga gas cair di tingkat pengecer melambung sampai Rp 60 ribu per tabung dengan ukuran 12 kilogram. Sejumlah agen mengaku heran dengan kenaikan harga di tingkat eceran. Sebab mereka menjual ke pengecer dengan harga normal yakni Rp 53 ribu per tabung.
Kelangkaan elpiji juga dialami warga Bandung, Jawa Barat. Harga elpiji dengan tabung ukuran 12 kilogram menjadi Rp 65 ribu dari Rp 51 ribu [baca: Elpiji Langka di Kota Bandung]. Parahnya lagi, kelangkaan yang diikuti kenaikan harga elpiji pun dialami warga di Bali dan Jakarta.
Penyebab kelangkaan bahan bakar gas ini akibat pasokan dari kilang di Balongan Indramayu, Jabar, terhambat. Pertamina yakin kelangkaan elpiji hari ini tidak akan terjadi lagi. Kalaupun ada, lantaran keterlambatan pengiriman karena banyak gangguan transportasi laut.(DNP/Tim Liputan 6 SCTV)