Sukses

Pemerintah Akhirnya Menaikkan Harga Gabah

Keinginan para petani agar pemerintah menaikkan HPP gabah akhirnya dipenuhi. Operasi pasar beras hari ini berakhir, meski target pemerintah untuk menstabilkan harga masih jauh dari harapan.

Liputan6.com, Jakarta: Harga gabah yang semakin merosot membuat pemerintah mengumumkan kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP), Sabtu (31/3). Untuk gabah kering panen, HPP ditetapkan sebesar Rp 2.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 1.700. Sedangkan untuk gabah kering giling naik sebesar Rp 295 dari Rp 2.280 menjadi Rp 2.575 per kilogram. Sementara harga beras di gudang Badan Urusan Logistik naik dari Rp 3.550 menjadi Rp 4.000 per kilogram.

Langkah tersebut diambil setelah para petani mengaku terancam merugi setelah harga gabah jatuh ke tingkat yang amat rendah. Misalnya di sejumlah daerah sentra padi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Hasil panen sepekan terakhir sebenarnya terbilang bagus, namun harga gabah yang merosot membuat para petani cemas. Mereka khawatir, mendekati panen raya harga gabah justru akan semakin terpuruk [baca: Musim Panen Tiba, Petani Tetap Terpuruk].

Saat ini harga gabah kering panen di petani berkisar antara Rp 1.900 hingga Rp 2.100 per kilogram. Padahal, pada bulan Januari hingga pertengahan Maret 2007, harga gabah bisa mencapai Rp 3.000 per kilogram. Menurut para petani, turunnya harga gabah tidak lepas dari ulah para tengkulak yang sengaja menekan harga di tingkat petani.

Bulan Maret sendiri adalah batas terakhir Bulog melakukan operasi pasar. Artinya, setelah berlangsung sejak 14 Desember tahun silam, operasi pasar beras hari ini berakhir. Namun, target pemerintah menetralkan harga beras di pasaran di kisaran Rp 4.300 hingga Rp 4.800 per kilogram masih jauh dari harapan. Beras jenis IR dari kualitas rendah hingga kualitas baik, misalnya, harganya masih di kisaran Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kilogram [baca: Beras Mahal, Puluhan Warga Puasa].

Pemerintah saat ini hanya tinggal menunggu turunnya harga beras, setelah masuknya beras petani hasil panen raya ke pasaran. Tidak efektifnya operasi pasar membuktikan kebijakan tersebut bukan instrumen yang terlalu berpengaruh. Diperlukan kebijakan perberasan yang lebih baik dari sekadar operasi pasar.

Sementara itu, kunjungan kerja Wakil Presiden Jusuf Kalla di Makassar, Sulawesi Selatan, hari ini, dimanfaatkan para mahasiswa untuk berunjuk rasa. Demonstran memblokade badan jalan yang lokasinya tidak jauh dari tempat kunjungan kerja Kalla. Kepada para pengguna jalan, mahasiswa kemudian membagikan beras.

Tindakan ini sebagai wujud kekecewaan mereka kepada pemerintah yang dinilai tidak mampu menstabilkan harga beras yang telah memberatkan masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga memprotes kebijakan pemerintah mengimpor 500 ribu ton beras untuk operasi pasar. Pasalnya, beras murah itu tidak menyentuh masyarakat kurang mampu.

Aksi yang berlangsung tanpa pengawalan aparat keamanan ini berakhir tanpa menganggu kunjungan kerja Wapres yang sedang meresmikan sekolah berjalan untuk warga miskin.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)