Sukses

Seorang Praja Membenarkan Cliff Muntu Dianiaya

Seorang praja mengakui adanya pemukulan terhadap Cliff Muntu dan rekan-rekannya yang dilakukan para senior. Pihak IPDN masih menunggu status kelima praja guna memutuskan mereka dipecat atau tidak.

Liputan6.com, Sumedang: Dugaan Cliff Muntu meninggal dunia akibat dianiaya oleh para seniornya diperkuat keterangan sejumlah saksi. Satu di antaranya adalah kesaksian seorang madya praja yang mengikuti acara pataka bersama korban, Senin malam silam.

Kepada seorang dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, belum lama ini, siswa tersebut mengaku memang terjadi pemukulan oleh kakak-kakak senior mereka. "Memang ada pemukulan di situ," jelas ia. Cliff yang diakui mempunyai penyakit lever tidak kuat menahan pukulan karena kelelahan setelah latihan drumband beberapa saat sebelum peristiwa itu terjadi.

Kesaksian praja yang tidak mau disebutkan identitasnya ini sama seperti yang diungkapkan oleh Inu Kencana, dosen IPDN. Inu mengungkapkan, Cliff meninggal setelah menerima aksi kekerasan yang dilakukan 13 seniornya. Menurut hasil otopsi yang didapat Inu, Cliff mengalami luka parah hingga ke jantung [baca: Cliff Muntu Meninggal Akibat Kekerasan].

Hingga siang ini, pihak IPDN belum menjatuhkan sanksi kepada lima praja yang diduga kuat menganiaya Cliff Muntu hingga tewas. Rektor IPDN I Nyoman Sumaryadi, menyatakan, bentuk sanksi bakal diputuskan setelah polisi menetapkan status kelima praja. Bila sebagai tersangka, mereka akan dipecat dari IPDN.[baca: Rektor IPDN: Kejadian di Luar Sepengetahuan Lembaga].

Siang ini, sebanyak 26 praja IPDN dari berbagai tingkat diperiksa secara tertutup di Markas Kepolisian Resor Sumedang. Mereka diperiksa secara berkelompok di beberapa ruang terpisah sebagai saksi kasus penganiayaan terhadap praja Cliff Muntu. Hingga berita ini ditulis, pemeriksaan masih berlangsung.

Adapun jenazah korban saat ini disemayamkan di rumah duka di Perumahan ABRI Kombos Kairagi I Manado, Sulawesi Utara. Keluarga almarhum masih mempersiapkan upacara pemakaman. Rencananya, upacara doa digelar menjelang penguburan Cliff yang dilangsungkan sekitar jam empat petang waktu setempat.

Setelah upacara doa selesai, jenazah Cliff akan diserahkan kepada purnapraja IPDN Kota Manado untuk dilakukan penguburan di Taman Pemakaman Umum Kairagi I. Sampai saat ini, kiriman bunga dari kerabat dan instansi pemerintah masih terus berdatangan. Tampak di antaranya karangan bunga dari Rektor IPDN, purnapraja atau alumni IPDN, serta sejumlah instansi Pemerintah Daerah Manado.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.