Sukses

Jagung Bose, Makanan Pengganti Nasi

Warga Desa Weluli, Belu, NTT, mengganti beras dengan jagung sebagai makanan pokok. Dengan diberi bumbu-bumbu tambahan seperti santan, jagung bose bisa menjadi makanan yang nikmat untuk disantap.

Liputan6.com, Belu: Kesulitan mendapatkan beras tidak terlalu memusingkan warga Desa Weluli, Belu, Nusatenggara Timur. Mereka mengganti beras dengan jagung sebagai makanan pokok. Jagung bose memang sejak dahulu menjadi makanan sehari-hari di desa tersebut. Apalagi, hampir semua warga desa adalah petani jagung yang sudah turun-temurun.

Bagi sebagian warga Desa Weluli terutama orang-orang tua, jagung bose lebih disukai ketimbang nasi. Selain konon lebih dapat menahan lapar karena kandungan karbohidratnya yang tinggi, jagung bose dipercaya menurunkan kolesterol.

Di tangan para ibu, mengolah jagung menjadi jagung bose yang lezat tidaklah sulit. Peralatan utama yang harus ada adalah lesung dan alu, tak kalah penting juga kesiapan fisik. Karena selain harus kuat menumbuk jagung dengan alu dan lesung, proses pembuatan jagung bose memerlukan waktu sekitar tiga jam sebelum siap disantap.

Awalnya jagung yang masih utuh dilulur kemudian ditumbuk. Jagung lalu dicampur air lantas ditapis untuk memisahkan kulit ari dari pecahan biji jagung. Pecahan jagung siap dimasak di atas tungku api selama kurang lebih dua jam seterusnya dicampur dengan kacang-kacangan dan sayur-sayuran hingga membentuk kaldu air yang mengental.

Jagung bose juga dapat diolah menjadi makanan yang lezat dan disukai anak-anak. Dengan diberi bumbu-bumbu tambahan seperti santan atau bumbu-bumbu lain, jagung bose bisa menjadi makanan yang nikmat untuk disantap.(TOZ/Didimus Payongdore)