Liputan6.com, Timika: Perundingan antara PT Freeport Indonesia dengan karyawan yang memasuki hari ketiga berakhir pukul 22.00 WIT. Dalam negosiasi yang berlangsung sejak pagi di Kantor Freeport di Kuala Kencana, Timika, Papua, belum satu pun putusan yang dikeluarkan atas tuntutan karyawan. Bahkan, keinginan karyawan berdialog langsung dengan James Robert Moffett (Jim Bob), pemegang saham terbesar PT Freeport Indonesia, batal dilakukan [baca: Teleconference Batal, Unjuk Rasa Berlanjut].
Ribuan karyawan yang berunjuk rasa bertekad tetap mogok sampai tuntutan kenaikan upah dikabulkan. Mereka menilai upah yang diterima karyawan selama ini sangat kecil. Sebagai operator di lapangan, karyawan mengaku kurang mendapat fasilitas, seperti tidur berempat dalam satu ruangan sempit berukuran 3x4 meter. Gaji terendah seorang operator lapangan yang hanya Rp 1,5 juta juga dianggap sangat kurang untuk kebutuhan hidup di Papua yang serba mahal.
Sementara Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Polisi Tommy Jacobus, menyayangkan sikap pihak manajemen Freeport yang tidak segera menuntaskan tuntutan karyawan. Dia khawatir hal itu membuat unjuk rasa dan mogok kerja karyawan akan terus berlangsung.(ADO/Anis Wangge)
Ribuan karyawan yang berunjuk rasa bertekad tetap mogok sampai tuntutan kenaikan upah dikabulkan. Mereka menilai upah yang diterima karyawan selama ini sangat kecil. Sebagai operator di lapangan, karyawan mengaku kurang mendapat fasilitas, seperti tidur berempat dalam satu ruangan sempit berukuran 3x4 meter. Gaji terendah seorang operator lapangan yang hanya Rp 1,5 juta juga dianggap sangat kurang untuk kebutuhan hidup di Papua yang serba mahal.
Sementara Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Polisi Tommy Jacobus, menyayangkan sikap pihak manajemen Freeport yang tidak segera menuntaskan tuntutan karyawan. Dia khawatir hal itu membuat unjuk rasa dan mogok kerja karyawan akan terus berlangsung.(ADO/Anis Wangge)