Sukses

Buruh Menolak Sistem Kerja Kontrak

Ribuan buruh di Jakarta dan di daerah memperingati Hari Buruh Sedunia dengan berbagai cara. Mereka umumnya masih mengangkat isu lama, seperti penolakan terhadap sistem kerja kontrak.

Liputan6.com, Jakarta: Ribuan buruh dari wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi memadati Ibu Kota, Selasa (1/5), untuk memperingati Hari Buruh Sedunia. Di bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, sekelompok buruh menggelar aksi teatrikal dengan menggotong patung tikus, sebagai simbol koruptor di negeri ini. Mereka juga menggambarkan betapa melaratnya hidup kaum buruh, nelayan, dan petani yang menjadi budak kapitalisme.

Usai memadati bundaran HI, pengunjuk rasa dengan berjalan kaki menuju Istana Merdeka di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakpus. Di tempat ini mereka mengangkat isu yang cukup beragam. Mulai dari penolakan pemutusan hubungan kerja sepihak, menolak upah murah, hingga sistem kerja kontrak yang dianggap merugikan buruh. Unjuk rasa juga membuat arus lalu lintas macet total [baca: Buruh Bertahan di Depan Istana Merdeka].

Tuntutan terhadap sistem kerja kontrak sebenarnya isu lama. Sejak dulu buruh sudah meminta sistem kerja ini dihapuskan, karena banyak perusahaan yang tidak mau melanjutkan kontrak setelah masa kerja dua tahun tanpa dikenakan sanksi. Mereka juga menolak penggajian dengan sistem upah minimum provinsi dan upah minimum regional, karena nantinya investor hanya bersedia menanamkan uangnya ke daerah yang upah buruhnya murah.

Peringatan Hari Buruh Sedunia kali ini juga diwarnai dengan aksi razia terhadap para buruh yang dilakukan sekelompok orang di Tangerang, Banten. Puluhan orang yang mengaku buruh, dengan mengendarai sepeda motor memaksa masuk ke beberapa pabrik. Tujuan mereka untuk mengajak buruh yang masih bekerja untuk ikut berunjuk rasa. Namun, pabrik itu ternyata sudah kosong karena perusahaan meliburkan karyawannya.

Di kawasan industri Jatake, Tangerang, kelompok ini kembali melakukan razia, namun dihadang polisi. Sebagian sempat kabur, namun dua orang di antaranya yang diduga sebagai provokator diamankan. Keduanya juga tidak bisa menunjukkan bukti kartu identitas karyawan perusahaan tempatnya bekerja.

Sementara di Terminal Peti Kemas Tanjungpriok, Jakarta Utara, truk dan kontainer hanya diparkir di luar gerbang pelabuhan. Pasalnya, sopir dan buruh angkut sepakat untuk mogok kerja hari ini. Lumpuhnya kegiatan pelabuhan praktis menimbulkan kerugian karena aktivitas bongkar muat terhenti.

Buruh di berbagai daerah juga memperingati Hari Buruh Sedunia dengan berbagai cara. Di Yogyakarta, aksi para buruh yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Pekerja Yogyakarta dihadang massa kelompok Front Antikomunis dan Front Pembela Islam. Mereka menuding aksi para pekerja diboncengi anggota Partai Persatuan Pembebasan Nasional yang dianggap sebagai partai komunis baru.

Situasi semakin panas ketika sejumlah anggota FPI Yogyakarta berusaha membubarkan aksi para pekerja ini. Keributan tidak berlanjut setelah aparat Kepolisian Kota Besar Yogyakarta mengamankan situasi dan meminta unjuk rasa pekerja dihentikan.

Sedangkan di Bekasi, Jawa Barat, para buruh PT Tong Yang Indonesia memanfaatkan kesempatan ini untuk menuntut pembayaran gaji mereka yang sudah lima bulan belum dibayarkan. Sementara di lokasi pabrik PT Tong Yang, aparat menangkap beberapa preman yang diduga orang bayaran perusahaan karena memukul beberapa buruh yang sedang bekerja di lokasi pabrik. Empat buruh menderita luka di bagian kepala.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)